BENTUK-BENTUK KESALAHAN BERFIKIR FORMAL DAN BENTUK-BENTUK KESALAHAN BERFIKIR INFORMAL
A. A. Pengertian Kekeliruan Berfikir
Perkataan fallacy dalam bahasa Inggris secara umum berarti
gagasan atau keyakinan yang salah (palsu), dalam arti teknis yang sempit itu
perkataan fallacy kita terjemahkan dengan istilah “Kerancuan berfikir” atau
“Berfikir rancu” yang semuanya menunjuk pada jalan pikiran yang tidak tepat
atau keliru. Jadi, kekeliruan berfikir adalah bentuk-bentuk atau jenis-jenis
argument yang tidak tepat atau yang salah (incorrectargument).
B. Macam-Macam Kekeliruan Berfikir.
Dalam ilmu logika kekeliruan berfikir terbagi menjadi tiga
yaitu kekeliruan formal, kekeliruan informal dan kekeliruan karena penggunaan
bahasa.
1. Kekeliruan Formal.
Kekeliruan formal adalah bentuk-bentuk jalan pikiran yang
keliru yang memperlihatkan bentuk-bentuk luar yang sama dengan bentuk-bentuk
argument yang valid. Terdapat beberapa contoh kekeliruan formal yaitu:
a. Fallacyoffourterms (kekeliruan karena menggunakan empat
term).
Kekeliruan berpikir karena menggunakan empat term dalam
silogisme. Ini terjadi karena term penengah diartikan ganda.
Contoh: Orang yang berpenyakit menular harus diasingkan.
Orang yang berpenyakit panu dapat menularkan penyakitnya, jadi orang yang panuan
harus diasingkan.
b. Fallacyofundistributedmiddle (kekeliruan karena kedua term
penengah tidak mencakup).
Kekeliruan berpikir karena tidak satu pun dari kedua term
penengah mencakup.
Contoh: Orang yang terlalu banyak masalah kurus. Dia kurus sekali, karena itu
tentulah ia banyak masalah.
Orang yang suka berjemur kulitnya hitam. Gadis itu berkulit
hitam, karena itu tentulah ia suka berjemur.
c. Fallacyofillcitprocess (kekeliruan karena proses tidak
benar).
Kekeliruan berpikir karena term premis tidak mencakup
(undistributed) tetapi dalam konklusi mencakup.
Contoh: Gajah adalah binatang. Ular bukanlah gajah, karena
itu ular bukanlah binatang.
d. Fallacyoftwonegativepremises (kekeliruan karena menyimpulkan
dari dua premis negative).
Kekeliruan berpikir karena mengambil kesimpulan dari dua
premis negative. Apabila terjadi demikian sebenarnya tidak bisa di tarik
konklusi.
Contoh: tidak satu pun barang yang itu murah dan semua
barang di toko itu adalah tidak murah, jadi kesemua barang di toko itu adalah
baik.
e. Fallacyofaffirmingtheconsequent (kekliruan karena mengakui
akibat).
Kekeliruan berpikir dalam silogisme hipotetika karena
membenarkan akibat kemudian membenarkan pula sebabnya.
Contoh: Bila presiden A terpilih, Ekonomi akan lebih baik,
Sekarang ekonomi lebih baik, jadi presiden A terpilih.
f. Fallacyofdenyingantecedent (kekeliruan karena menolak
sebab).
Kekeliruan berpikir dalam silogisme hipotetika karena
mengingkari sebab kemudian disimpulkan bahwa akibat juga tidak terlaksana.
Contoh: jika presiden datang maka semua orang kkan
mengerumuni, sekarang presiden tidak datang, jadi orang-orang tidak
mengerumuni.
g. FallacyofDisjunction (kekeliruan dalam bentuk
disyungtif).
Kekeliruan berpikir terjadi dalam silogisme disyungtif
karena mengingkari alternative pertama, kemudian membenarkan alternative lain.
Padahal menurut patokan, pengingkaran alternative pertama, bisa juga tidak
terlaksananya alternative yang lain.
Contoh: Ani pergi ke Jepara atau ke Kudus. Ternyata Ani
tidak ada di Jepara. Berarti Ani di Kudus. (padahal bisa saja Ani tidak di Jepara
maupun di Kudus.
h. FallacyofIncosistency (kekeliruan karena tidak
konsisten).
Kekeliruan berpikir karena tidak runtutnya pernyataan yang
satu dengan pernyataan yang diakui sebelumnya.
Contoh: Tugas makalah saya sudah sempurna, hanya saja saya
harus melengkapi sedikit kekurangannya.
2. Kekeliruan Informal.
Pada kerancuan informal tidak terjadi pelanggaran terhadap
aturan-aturan formal dalam berargumen, sekurang-kurangnya tidak terjadi
pelanggaran secara langsung terhadap aturan aturan formal. Meskipun demikian, kesimpulan
yang diajukan atau ditarik sesungguhnya tidak mendapat dukungan premis-premis
yang diajukan dalam argument yang bersangkutan.Berikutdibawah ini adalah
kekeliruan informal:
a. Fallacyof Hasty Generalization (kekeliruan karena membuat
generalisasi yang terburu-buru).
Yaitu, mengambil kesimpulan umum dari kasus individual yang
terlampau sedikit, sehingga kesimpulan yang ditarik melampaui batas
lingkungannya.
Contoh: Dia seorang yang cantik, mengapa sombong?. Kalau
begitu orang cantik memang sombong.
b. FallacyofForcedHypothesis (kekeliruan karena memaksakan
praduga).
Yaitu, kekeliruan berpikir karena menetapkan kebenaran suatu
dugaan.
Contoh: Seorang mahasiswa pergi ke kampus dengan wajah
dan pakaian lusuh sekali, seorang temannya menyatakan bahwa itu semua adalah
kebiasaan yang sering sekali dilakukan dalam kehidupanya, padahal sebenarnya
wajah dan baju lusuh itu karena akibat sakit.
c. FallacyofBeggingtheQuestion (kekeliruan karena mengundang
permasalahan).
Yaitu kekeliruan berpikir karena mengambil konklusi dari
premis yang sebenarnya harus dibuktikan dahulu kebenarannya.
Contoh: Pengacara X memang luar biasa hebatnya (disini orang
hendak membuktikan bahwa pengacara X memang hebat dengan banyaknya Clien, tanpa
bukti kualitasnya diuji terlebih dahulu ).
d. FallacyofCircularArgument (kekeliruan karena menggunakan
argument yang berputar).
Yaitu kekeliruan berpikir karena menarik konklusi dari satu
premis kemudian konklusi tersebut dijadikan sebagai premis sedangkan premis
semula dijadikan konklusi pada argument berikutnya. Contoh: Prestasi kampus X
semakin menurun karena banyaknya mahasiswa yang malas. Mengapa banyak mahasiswa
yang malas ? karena prestasi kampus menurun.
e. FallacyofArgumentativeleap (kekeliruan karena berganti
dasar).
Yaitu kekeliruan berpikir karena mengambil kesimpulan yang
tidak diturnkan dari premisnya. Jadi mengambil kesimpulan melompat dari dasar
semula.
Contoh: Pantas ia memeiliki harta yang melimpah, sebab ia
cantik dan berpendidikan tinggi.
f. FallacyofAppealingtoAuthority(kekeliruan karena
mendasarkan pada otoritas).
Yaitu kekeliruan berpikir karena mendasarkan diri pada
kewibawaan atau kehormatan seseorang tetapi dipergunakan untuk permasalahan di
luar otoritas ahli tersebut.
Contoh: Shampomerk X sangat baik mengatasi kerontokan, sebab
Agnes Monica mengatakan demikian.
(Agnes Monica adalah seorang penyanyi, ia tidak mempunyai
otoritas untuk menilai baik tidaknya shampoo sebab ia adalah penyanyi bukan pakar
kesehatan rambut).
g. FallacyofAppealingtoforce (kekeliruan karena mendasarkan
diri pada kekuasaan).
Yaitu kekeliruan berpikir karena berargumen dengan kekuasaan
yang dimiliki, seperti menolak pendapat/argument seseorang dengan menyatakan
seperti ini.
Contoh: Anda masih saja membantah dan tidak terima dengan
pendapatku, kamu itu siapa dan sejak kapan kamu duduk sebagai anggota Dewan ?,
aku ini sudah lebih lama dari pada kamu.
h. FallacyofAbusing (kekeliruan karena menyerang pribadi).
Yaitu, kekeliruann berpikir karena menolak argument yang
dikemukakan seseorang dengan menyerang pribadinya.
Contoh: Jangan dengarkan pendapatnya tuan X karena ia pernah
masuk penjara.
i. FallacyofIgnorance (kekeliruan karena kurang tahu).
Yaitu kekeliruan berpikir karena menganggap bila lawan
bicara tidak bisa membuktikan kesalahan argumentasinya, dengan sendirinya
argumentasi yang dikemukakannya benar.
Contoh: kalau kau tidak bisa membuktikan kalau setan itu
tidak ada, maka jelaslah pendapatku benar bahwa setan itu tidak ada.
j. FallacyofComplexquestion (kekeliruan karena pertanyaan
yang ruwet).
Yaitu kekeliruan berpikir karena mengajukan pertanyaan yang
bersifat menjebak.
Contoh: apakah engkau sudah menghentikan kebiasaan memukuli
istrimu? (pertanyaan ini menjebak karena jika dijawab “Ya” maka berarti si
suami pernah memukuli istrinya. Jika dijawab “Tidak” maka berarti si suami
terus memukuli istrinya. Padahal barangkali si suami tidak pernah memukuli
istrinya).
k. Fallacyofoversimplification (kekeliruan karenan alasan
terlalu sederhana).
Yaitu kekeliruan berpikir karena berargumen dengan alasn
yang tidak kuat atau tidak cukup bukti.
Contoh: Dia adalah siswa terpandai di kelasnya, karena dia
mempunyai banyak teman.
l. FallacyofAccident (kekeliruan karena menetapkan sifat).
Yaitu kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat bukan
keharusan yang ada pada suatu benda bahwa sifat itu tetap ada selamanya.
Contoh: Bahan hidangan untuk pesta besok sudah dibeli tadi pagi. Bahan hidangan
untuk pesta yang dibeli tadi pagi sudah busuk. Jadi, hidangan untuk pesta
sekarang sudah busuk.
m. Fallacyofirrelevantargument (kekeliruan karena argument
yang tidak relevan).
Yaitu kekeliruan berpikir karena mengajukan argument yang
tidak ada hubungannya dengan masalah yang jadi pokok pembicaraan.
Contoh: Kau tidak mau mengenakan baju yang aku belikan.
Apakah engkau mau telanjang ke perjamuan itu?
n. Fallacyoffalseanalogy (kekeliruan karena salah mengambil
analogi).
Yaitu kekeliruan berpikir karena menganalogikan dua
permasalahan yang kelihatannya mirip, tetapi sebenarnya berbeda
secara mendasar.
Contoh: Manusia butuh makanan agar tetap hidup, itu berarti
sepeda motor juga perlu makanan untuk dapat hidup.
o. FallacyofAppealingto Pity (Kekeliruan karena mengundang belas
kasih ).
Yaitu kekeliruan berpikir karena menggunakan uraian yang
sengaja menarik belas kasihan untuk mendapatkan konklusi yang di harapkan.
Contoh: dalam kasus seorang anak muda yang diadili karena
membunuh ibu ayahnya sendiri dengan kapak, memohon kepada hakim untuk
memberikan keringanan hukuman dengan alasan bahwa ia adalah seorang yatim
piatu.
Komentar
Posting Komentar