BENTUK 1 SILOGISME –CORAK DALAM BENTUK SILOGISME
A. A. Silogisme Kategorik
1.
Pengertian
Silogisme kategorik adalah silogisme yang terdiri dari tiga
proposisi kategoris, yaitu dua buah premis dan sebuah konklusi. Hubungan antara
term-term tidak bersyarat. Silogisme kategoris merupakan proses menggabungkan
tiga proposisi, dua menjadi dasar penyimpulan, satu menjadi kesimpulan..
Unsur-unsur penting yang terdapat dalam silogisme kategoris adalah :
a. Tiga buah proposisi; premis mayor, premis minor dan
konklusi
b. Tiga buah term; term Subjek (S), term predikat (P) dan
term antara (M)
Premis mayor adalah premis yang didalamnya terdapat term
predikat (P) yang akan diperbandingkan dengan term antara (M). sedangkan premis
minor didalamnya terdapat term subjek (S) yang akan diperbandingkan dengan term
antara (M). dan kesimpulan adalah kebenaran baru yang diperoleh melalui proses
penelaran yang berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara term mayor (P)
dan term minor (S).
Contoh :
Premis mayor : Semua kendaraan umum
(M) harus memiliki izin trayek (P)
Term minor : Semua
bis kota (S) adalah kendaraan umum (M)
Kesimpulan : Jadi,
semua bis kota(S) harus memiliki izin trayek (P)
Hubungan antara ketiga term tersebut (S-M-P) di dalam
silogisme dapat disederhanakan sebagai berikut :
M = P
S = M
S = P
2.
Bentuk Silogisme Kategorik
Dalam memerhatikan kedudukan term pembandingan (M) dalam
premis pertama maupun dalam premis kedua, silogisme kategorik dapat dibedakan
antara empat bentuk atau empat pola, yakni sebagai berikut :
a. Silogisme Sub Pre
Suatu bentuk silogisme yang term perbandingannya dalam
premis pertama sebagai subjek dan dalam premis kedua sebagai predikat.
Polanya : M P
S M
S P
Contoh :
Semua manusia akan mati.
Rino adalah manusia.
Jadi, Rino akan mati.
b. Silogisme Bis Pre
Suatu bentuk silogisme yang term perbandingannya menjadi
predikat dalam kedua premis.
Polanya : P M
S M
S P
Contoh :
Semua orang yang berjasa terhadap negara adalah pahlawan.
Soekarno adalah pahlawan.
Jadi, Soekarno adalah orang yang berjasa dalam negara.
c. Silogisme Bis Sub
Suatu bentuk silogisme yang term perbandingannya menjadi
subjek dalam kedua premis. Polanya : M P
M S
S P
Contoh :
Manusia adalah berbudaya.
Manusia itu juga berakal budi.
Jadi, semua manusia berakal budi adalah berbudaya.
d. Silogisme Pre Sub
Suatu bentuk silogisme yang term perbandingannya dalam
premis utama sebagai predikat dan dalam premis kedua sebagai subjek.
Polanya : P M
M S
S P
Contoh :
Semua influenza adalah penyakit.
Semua penyakit adalah mengganggu kesehatan.
Jadi, sebagian yang menggangggu kesehatan adalah influenza.
3.
Hukum-hukum Silogisme Kategorik
Hukum-hukum dalam silogisme kategorik, yaitu:
a. Apabila dalaam satu premis partikular, kesimpulan harus
partikular juga, seperti:
Semua yang halal dimakan menyehatkan
Sebagian makanan tidak menyehatkan, jadi
Sebagian makanan tidak halal dimakan.
b. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus
negatif juga, seperti:
Semua korupsi tidak disenangi
Sebagian pejabat adalah korupsi, jadi
Sebagian pejabat tidak disenangi
c. Dari dua premis yang sama-sama partikular, tidak sah
diambil kesimpulan, seperti:
Beberapa politikus tidak jujur
Banyak cendekiawan adalah politikus, jadi
Banyak cendekiawan tidak jujur.
Kesimpulan yang dihasilkan dari premis partikular tidak
pernah menghasilkan kebenaran yang pasti, oleh karena itu kesimpulan seperti: Sebagian
besar pelaut dapat menganyam tali
Hasan adalah pelaut,
Jadi, Kemungkinan besar Hasan dapat menganyam tali secara
baik (tidak sah.)
e. Dari dua premis yang sama-sama
negatif,
tidak menghasilkan kesimpulan apapun karena tidak ada mata
rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil
bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua
premis negatif adalah tidak sah.
Kerbau bukan bunga mawar
Kucing bukan bunga mawar
..... (Tidak ada kesimpulan)
e. Paling tidak salah satu term penengah harus tertebar
(mencakup)
Dari dua premis yang term penengahnya tidak tertebar akan
menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti :
Semua tanaman membutuhkan air
Manusia membutuhkan air
Jadi : manusia adalah tanaman
f. Term predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan
term predikat yang ada di premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah.
Seperti:
Kerbau adalah binatang
Kambing bukan binatang
Jadi: kambing bukan binatang.
(Binatang pada konklusi merupakan term negatif, sedangkan
pada premis adalah positif)
g. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis
mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulannya
menjadi lain, seperti:
Bulan itu bersinar di langit
Januari adalah bulan
Jadi: januari bersinar di langit.
(Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu yang
panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayor berarti planet yang
mengelilingi bumi).
h. Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu term
subjek, term predikat dan term middle. Apabila terdiri dari sebuah tema tidak
bisa di turunkan konklusi, begitu pula bila terdiri dari dua atau lebih dari
tiga term,
seperti :
Tangan saya menyentuh meja
Meja menyentuh lantai
Jadi, tangan saya menyentuh lantai (tidak sah)
( Dalam contoh tersebut terdapat empat term yaitu “tangan
saya”. “menyentuh meja”, “meja”, dan “menyentuh lantai”, jadi tidak ada konklusi
yang dapat diambil.)
B. Silogisme Hipotetik
1. Pengertian
Silogisme hipotetik atau silogisme pengandaian adalah semacam
pola penalaran deduktif yang mengandung hipotesis. Silogisme ini bertolak dari
suatu pendirian , bahwa ada kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi itu
tidak ada atau tidak terjadi. Premis mayornya mengandung pernyataan yang
bersifat hipotesis, dan premis minornya mengandung pernyataan apakah kondisi
pertama terjadi atau tidak. Singkatnya rumus proposisi mayor dari silogisme ini
adalah jika P maka Q.
Ada 4 macam tipe silogisme hipotetik:
a. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian
antecedent, seperti:
Jika hujan, saya naik becak
Sekarang hujan
Jadi saya naik becak
b. Silogisme hipotetik yang premis minonnya mengakui bagian
konsekuennya, seperti:
Bila hujan, bumi akan basah
Sekarang bumi telah basah
Jadi hujan telah turun
c. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari
anticedent, seperti:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka
kegelisahan akan timbul
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa
Jadi kegelisahan akan timbul
d. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari
bagian konsekuennya, seperti:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
2. Hukum-hukum Silogisme Hipotetik
Bila anticedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen
dengan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah:
a. Bila A terlaksana maka B juga terlaksana
b. Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana (tidak
sah=salah)
c. Bila B terlaksana, maka A terlaksana (tidak sah=salah)
d. Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
C. Silogisme Disyungtif
1. Pengertian
Silogisme disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya
keputusan disyungtif sedangkan premis minornya keputusan kategorik yang
mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Silogisme disyungtif ada dua macam:
a. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, mayornya
mempunyai arti kontradiktif, seperti:
Ia lulus atau tidak lulus
Ternyata ia lulus, jadi
Ia bukan tidak lulus.
b. Silogisme disyungtif dalam arti luas, premis mayornya
mempunyai arti bukan kontradiktif, seperti:
Hasan di rumah atau di pasar
Ternyata tidak di rumah
Jadi, Hasan di pasar.
Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti luas
mempunyai dua tipe:
a. Premis minornya mengingkari salah satu alternatif,
konklusinya adalah mengakui alternatif yang lain, seperti:
Ia berada di luar atau di dalam
Ternyata ia tidak berada di luar
Jadi ia berada di dalam.
b. Premis minor mengakui salah satu alternatif,
kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain, seperti:
Budi di masjid atau di sekolah
Ia berada di masjid
Jadi ia tidak berada di sekolah
2. Hukum-hukum Silogisme Disyungtif
a. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang
dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti:
Komentar
Posting Komentar