Manajemen Sekolah
A.
Manajemen
Sekolah
Pada dasarnya istilah
antara manajemen pendidikan dan juga manajemen sekolah memiliki maksud dan
pengertian yang sama yaitu suatu usaha yang dilakukan secara bersama dalam
suatu kelompok manusia supaya lebih efisien dalam mencapai tujuan pendidikan
sekolah. Sementara tujuan daripada manajemen sekolah itu sendiri memang tidak
bisa lepas dari tujuan sekolah sebagai sebuah organisasi. Manajemen yang baik
yaitu apabila di dalamnya ada kegiatan pengelolaan seperti kegiatan-kegiatan
yang biasa dilakukan oleh orang dengan status dan memiliki kewenangan sebagai
manajer. Namun untuk tujuan lebih jelasnya yaitu membuat efektivitas produksi
di setiap jenjang pendidikan, dengan begitu para lulusan bisa melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi lagi dan bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan
masyarakat,
Adapun fungsi manajemen
sekolah berkaitan degan pekerjaan sekolah yang mana pengelolaan sekolah bisa di
klasifikasikan berdasarkan wujud masalahnya, kegiatan manajemennya dan juga
kegiatan kepemimpinannya. Jadi fungsi tersebut bisa terlihat dari wujud masalah
yang terdiri dari bidang substansi dari manajemen sekolah. Masalah yang
merupakan bidang substansi atas manajemen sekolah tersebut terdiri dari :
1.
Perencanaan
Perencanaan adalah kegiatan
yang dilakukan untuk menetapkan tujuan yang hendak dicapai dan juga bagaimana
cara mencapai tujuan tersebut
2.
Pengorganisasian
Pengorganisasian di
sini yaitu berupa tindakan untuk mengusahakan hubungan yang efektif antar
orang-orang, jadi mereka bisa bekerja dengan lebih efisien dan juga bisa
mendapatkan kepuasan pribadi dalam melakukan tugas-tugas tertentu maupun
kondisi lingkungan tertentu untuk mencapai sasaran.
• Pengarahan
• Pengorganisasian
• Pengawasan
Pengawasan atau yang
sering disebut controlling ini merupakan fungsi manajemen yang sama pentingnya
di dalam sebuah organisasi. Karena semua fungsi yang terdahulu tidak bisa
efektif tanpa disertai dengan fungsi pengawasan.
• Penilaian
• Pelaporan
• Penentuan anggaran
Adapun fungsi dari manajemen sekolah
apabila kita lihat dari kegiatan kepemimpinannya, maka akan lebih ditekankan
terhadap bagaimana cara seorang manajer bisa mengajak, mempengaruhi dan
mengatur adanya hubungan dengan orang lain supaya bisa bekerja sama dalam
mencapai tujuan. Di sini seorang manajer sekolah sebaiknya bisa menerapkan
bagaimana pola kepemimpinan yang lebih efektif. Selain itu pola kepemimpinan
efektif itu merupakan model atau gaya kepemimpinan yang juga memperhatikan
hubungan antara sesama manusia serta kondisi dan situasi di mana kita
berada.Sehingga dari penjelasan tersebut bisa kita simpulkan bahwa yang namanya
pengelolaan atau manajemen sekolah merupakan komponen integral yang tidak bisa
kita pisahkan dari suatu proses pendidikan secara menyeluruh, sebab dengan
manajemen itulah kita bisa mewujudkan tujuan pendidikan secara optima.
B. Pemanfaatan Sumber Belajar
Sumber
belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk
belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi, pesan, orang,
bahan, alat, teknik, dan latar, Menurut
Dirjen Dikti, sumber belajar adalah segala sesuatu dan bagaimana seseorang
mempelajari sesuatu.Degeng menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang
mungkin dapat dipergunakan oleh pebelajar agar terjadi prilaku belajar. Dalam
proses belajar komponen sumber belajar dapat dimanfaatkan secara tunggal
atau secara kombinasi, baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber
belajar yang dimanfaatkan.
Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan
peserta didik, baik yang didesain maupun non desain belum
dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran.Sebagian besar guru kecenderugan
dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar
utama. Dalam pemanfaatan sumber
belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta didik belajar agar
belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah.Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki
kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar. Menurut
Ditjend. Dikti, guru harus mampu:
a) Menggunakan sumber
belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
b) Mengenalkan dan
menyajikan sumber belajar.
c) Menerangkan peranan
berbagai sumber belajar dalam pembelajaran.
d) Menyusun tugas-tugas penggunaan
sumber belajar dalam bentuk tingkah laku.
e) Mencari sendiri bahan
dari berbagai sumber.
f) Memilih bahan
sesuai dengan prinsip dan teori belajar.
g) Menilai keefektifan
penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya.
h) Merencanakan kegiatan
penggunaan sumber belajar secara efektif.
Peran Sumber
Belajar
1. Sumber Belajar
Praguru
Pada
zaman praguru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam lingkungan keluarga
atau kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap belum ada atau masih sangat
langka . Bentuk benda yang digunakan sebagai sumber belajar antara lain adalah
: batu-batu, debu, daun-daunan, kulit pohon, kulit binatang dan kulit karang.
2. Lahirnya
Guru sebagai Sumber Belajar Utama
Pendidikan
pada zaman praguru tahap demi tahap berubah.Akibat perubahan itu terjadi pula
perubahan pada sistem pendidikan dan pada kondisi sumber belajar komponen
lainnya dari sistem tersebut. Dengan demikian terjadi perubahan pada cara
pengelolaan, isi ajaran, peranan orang, teknik yang digunakan, desain pemilihan
bahan, namun demikian sumber belajar masih sangat terbatas, sehingga kedudukan
orang merupakan belajar utama. Proses belajar tidak lagi ditangani oleh anggota
keluarga, tetapi sudah diserahkan kepada orang tertentu. Orang yang menangani
secara khusus tentang pendidikan disebut Guru dibantu dengan sumber belajar
penunjang yang berbentuk masih sederhana dan jumlahnya terbatas sekali. Oleh
sebab itu kelancaran Proses Instruksional dan Kualitas pendidikan sangat
bergantung pada kualitas guru.
3. Sumber Belajar Dalam
Bentuk Cetak
Adanya
perkembangan industri yang cepat, pada akhirnya dapat diproduksi peralatan dan
bahan yang jumlahnya besar.Dengan diketemukannya alat cetak, maka lahirlah
sumber belajar baru yang berbentuk cetak lainnya yang belum pernah ada
sebelumnya.Konsekuensi diketemukannya sumber belajar tersebut adalah terjadinya
perubahan tugas dan peranan guru dalam pembelajaran.Semula guru merupakan
sumber belajar utama yang mempunyai tugas sangat berat, dengan lahirnya sumber
belajar cetak maka tugas guru menjadi ringan. Contoh sumber belajar cetak
adalah: buku, komik, majalah, koran, panplet. Dengan lahirnya sumber belajar
cetak ini, maka isi pembelajaran dapat diperbanyak dengan cepat dan disebarkan
ke berbagai pihak dengan mudah, sehingga merupakan kejutan baru dalam sistem
instruksional pada saat itu.
4. Sumber Belajar yang
Berasal dari Teknologi Komunikasi
Setelah
timbul istilah teknologi dalam pendidikan yang pada akhir perang dunia kedua
mulai berubah menjadi ilmu baru yang disebut teknologi pendidikan dan teknologi
instruksional.Pengertian teknologi dalam pendidikan populer dengan istilah
audio visual, yakni pemanfaatan bahan-bahan audio visual dan berbentuk
kombinasi lainnya dalam sistem pendidikan.
5.
Sumber Belajar yang Didesain dan Dimanfaatkan.
Sumber
belajar yang didesain untuk keperluan belajar telah banyak dikenal orang.Namun
demikan tidak semua sumber yang didesain untuk keperluan pendidikan.AECT dalam
Miarso disebutkan bahwa ada kesangsian apakah fasilitas yang ada dalam
masyarakat, misalnya museum semuanya itu didesain khusus terutama untuk
pembelajaran peserta didik sekolah dalam bidang yang sesuai dengan
kurikulum.Kenyataan bahwa sumber-sumber ini dimanfaatkan untuk membantu belajar
manusia, membuat semuanya itu menjadi sumber belajar.
.
Bagaimana Memanfaatkan Sumber
Belajar
1.
Internet sebagai sumber belajar
Dengan
adanya internet ini dunia menjadi terasa tanpa batas ruang dan waktu.Dengan adanya
internet ini segala bentuk informasi menjadi semakin terbuka. Apa yang
baru saja terjadi di berbagai belahan dunia dapat diketahui dengan cepat di
belahan dunia yang lain. Sejalan dengan perkembangan internet, telah banyak
aktivitas yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, seperti
e-Commerce, e-Banking, e-Government, e-Learning dan lainnya. Salah satu
aktivitas yang berkaitan dengan proses pembelajaran adalah e-Learning.
E-Learning adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan
dalam bentuk sekolah maya. E-Learning merupakan usaha untuk membuat sebuah
transformasi proses belajar mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang
dijembatani oleh teknologi internet. Sementara itu mahasiswa juga dapat
menggunakan internet untuk belajar sendiri secara cepat, sehingga akan
meningkatkan dan memeperluas pengetahuan, belajar berinteraksi, dan
mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian
2. Orang
sebagai sumber belajar
Terkadang sumber belajar yang kita peroleh tidak hanya didapatkan melalui buku,
internet atau pun lingkungan, melainkan juga dapat diperoleh melalui guru atau
dosen, tokoh masyarakat bahkan teman sebaya.Pemanfaatan yang dilakukan misalnya
saja bertukar informasi, ide, maupun pemikiran-pemikiran yang menambah ilmu
pengetahuan.Karena tiap manusia pasti memiliki pengalaman-pengalaman yang tentu
dapat dijadikan sebagai bahan pelajarannya kelak menuju ke arah yang lebih
baik. Selain guru, peran teman sebaya juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar dengan cara membentuk kelompok belajar, ini akan mengurangi kesulitan
belajar di kelas. Dalam hal ini hubungan interaksi sosial sangat diperlukan
agar pemanfaatan sumber belajar dengan orang lain tidak mengalami kesulitan.
3.
Alat sebagai sumber belajar
Sumber belajar yang kita peroleh juga dapat berupa alat atau bahan misalnya
film, majalah, buku teks, video, tape, OHP, TV, radio dan lain-lain.Misalnya
saja dalam pelajaran biologi dimana siswa dituntut untuk mengetahui masa
pertumbuhan pada makhluk hidup, hal ini tentu tidak mudah untuk mengamati
bahkan melihat secara langsung bagaimana pertumbuhan pada 1 jenis
tumbuhan.Dalam hal ini kita bisa membuat media audio visual dalam bentuk video
yang bisa disalurkan melalui TV.Radio juga merupakan sumber belajar berupa
audio dan manfaat radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak, memusatkan
perhatian anak pada kata-kata yang digunakan dan harganya yang relatif
murah.Memanfaatkan radio sebagai sumber belajar misalnya pada pelajaran bahasa,
jadi disini siswa dituntut untuk belajar mendengar yang baik dan memusatkan
konsentrasinya.
- Lingkungan
sebagai sumber belajar
Merupakan lingkungan dimana pesan diterima oleh
peserta didik.Contoh : Lingkungan fisik;gedung sekolah, perpustakaan, pusat
sarana belajar, studio, museum, taman, peninggal-an sejarah.
Lingkungan non fisik, penerangan, sirkulasi
udara. pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar ini, Nasution menyatakan
bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu : dengan cara membawa sumber-sumber dari masyarakat ke atau
lingkungan ke dalam kelas dan dengan cara membawa siswa ke lingkungan. Tentunya
masing-masing cara tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan, metoda, teknik
dan bahan tertentu yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
C. Penggunaan Media Pembelajaran
1. Prinsip-prinsip umum penggunaan media
Dalam memilih media untuk pembelajaran, pengajar sebenarnya tidak
hanya cukup mengetahui tentang,kegunaan,nilai,serta landasannya,tetapi juga harus mengetahui bagaimana cara menggunakan media tersebut. Adapun prinsip-prinsip umum pengunaan media sebagai berikut:
a. Penggunaan media pemeblajaran hendaknya dipandang sebagai bagian
intergral dalam system pembelajaran.
b.Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber dana
c. Pengajar hendaknya memahami tingkat hirarki (sequence) dari jenis
alat dan kegunaannya
d. Pengujian media pembelajaran hendaknya berlangsung terus,sebelum,selama,dan sesudah pemakaiannya.
e. Penggunaan multi media akan sangat menguntungkan dan memperlancar
prosepembelajaran
2.
Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap penyajian apakah
tujuan pembelajaran telah tercapai, selain untuk memantapkan pemahaman materi
yang disampaikan melalui media. Untuk itu perlu disediakan tes yang harus
dikerjakan oleh pebelajar sebagai umpan balik .Kalau ternyata tujuan belum
tercapai, makapengajar perlumengulangi sajian program media tersebut.
3. Tindak lanjut
Dari umpan balik yang diperoleh , pengajar
dapat meminta pebelajar untuk memperdalam sajian dengan berbagai cara ,
misalnya : diskusi tentang hasil tes , mempelajari referensi dan membuat rangkuman melakukan suatu percobaan,observasi dll. Dari uraian di atas
merupakan suatu prinsip penggunaan media secara umum dalam pemebelajaran .
D.
Penggunaan Strategi dan
metode-metode
Pembelajaran.
1.
Makna Strategi.
Menurut Abdul Majid dalam bukunya “Strategi Pembelajaran”
mengatakan bahwa istilah strategi berasal dari kata “benda” dan kata “kerja”
dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan kata
stratos (militer) dengan “ago” (memimpin) sebagai kata kerja stratego berarti
merencanakan. Istilah strategi memang pada awalnya digunakan dalam dunia
militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang
kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai
tujuan
2. Makna Pembelajaran.
Secara sederhana, istilah
pembelajaran (instruction) bermakna sebagai “upaya untuk membelajarkan
seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi,
methode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan
pembelajaran berfungsi sebagai penyampaian isi pembelajaran
kepada peserta didik dan menyediakan informasi yang diperlukan peserta didik
untuk menampilkan unjuk kerja
Tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi
dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
Unsur penting strategi pembelajaran sebagai berikut
a)
Memiliki tujuan yang jelas.
b)
Adanya perencanaan yang jelas.
c)
Menuntut adanya tindakan guru..
d) Merupakan
serangkaian prosedur yang harus dikerjakan.
e)
Melibatkan materi pembelajaran.
f)
Memiliki urutan/ langkah-langkah yang teratur.
3.
Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran.
Prinsip-prinsip adalah hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum
penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran
cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi
memililiki kekhasan sendiri-sendiri.
a) Berorientasi pada tujuan.
Dalam sistem pembelajaran tujuan
merupakan komponen yang utama. Sebab keberhasilan suatu strategi pembelajaran
dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat menentukan
suatu strategi yang harus digunakan guru. Hal ini sering dilupkan oleh guru.
Guru yang senang berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan strategi
penyampaian, seakan-akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai
dengan strategi yang demikian. Hal ini tentu saja keliru.
Contohnya: apabila guru menginginkan
siswa terampil menggunakan alat tertentu, misalnya termometer sebagai alat
pengukur suhu tubuh, tidak mungkin menggunakan strategi penyampaian (bertutur).
Untuk mencapai tujuan yang demikian, siswa harus berpraktek secara langsung.
b) Aktivitas.
Belajar bukanlah menghafal sejumlah
fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus
dapat mendorong aktivitas siswa.aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada
aktivitas fisik, akan tetapi meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti
aktivitas mental. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap siswa yang pura-pura
aktif padahal sebenarnya tidak.
c) Individualitas.
Mengajar adalah usaha mengembangkan
setiap individu siswa. Artinya guru yang baik atau berhasil manakala ia
menangani 50 orang siswa, seluruhnya berhasil mencapai tujuan, dan sebaliknya
dikatakan guru yang tidak baik atau tidak berhasil manakala ia menangani 50
orang siswa, 49 tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,
dilihat dari segi jumlah siswa sebaiknya standar keberhasilan guru ditentukan
setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka
semakin berkualitas proses pembelajaran.
d) Integritas.
Mengajar harus dipandang sebagai usaha
mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan
kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif
dan aspek psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.
Contohnya, penggunaan metode
diskusi, guru harus dapat merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya
terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong siswa
agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan, misalnya, mendorong agar siswa
dapat menghargai pendapat orang lain.
4. Pengertian
Metode Pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah suatu cara
mengajar topik-topik tertentu yang disusun secara teratur dan logis. Atau
dengan kata lain metode pembelajaran adalah salah satu unsur dalam strategi
pembelajaran.
Merupakan seperangkat cara
menyampaikan pembelajaran.
Adanya guru sebagai pembawa pesan.
Memamfaatkan fasilitas yang ada.
Ada tujuan yang ingin dicapai.
Menciptakan situasi yang mendukung.
Melibatkan subjek didik.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
a. Metode ceramah.
Metode ceramah di dalam pendidikan
dimana cara menyampaikannya secara lisan. Kegiatan ini siswa dapat menyimak dan
mencatat hal-hal yang penting, sesuai dengan materi yang di sampaikan, dan bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. hal ini guru boleh memberikan selingan
humor agar siswa tidak bosan tanpa
mengurangi materi yang disampaikan.
b. Metode demonstrasi..
Metode demonstrasi digunakan seorang
guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan
pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiyyah melakukan sesuatu.
(misalnya: proses cara mengambil wudhu, cara mengerjakan sholat jenazah dsb).
c. Metode Tanya jawab.
Metode tanya jawab adalah
penyampaian pelajaran dengan jalan, guru mengajukan pertanyaan dan murid
menjawab sesuai dengan materi yang di tanyakan. Sehingga melatih anak didik
dalam menelaah pemikirannya dan berusaha untuk menyiapkan materi sebelumnya.
Metode tanya jawab dapat dinilai
sebagai metode yang tepat, apabila pelaksanaannya ditujukan untu
Meninjau ulang pelajaran atau
ceramah yang lalu.
Menyelingi pembicaraan agar tetap
mendapatkan perhatian siswa.
Mengarahkan pengamatan dan pemikiran
mereka.
d. Metode Penampilan.
Metode penampilan adalah berbentuk
pelaksanaan praktek oleh siswa di bawah bimbingan dari dekat oleh pengajar.
Praktek tesebut dilaksanakan atas dasar penjelasan atau demonstrasi yang
diterima atau diamati siswa.
g. Metode Pemecahan Masalah.
Metode pemecahan masalah dikenal
dengan metode Brainstorming, merupakan metode yang merangsang berfikir dan
menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh
siswa.
h. Metode diskusi.
Metode diskusi adalah suatu
percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok untuk
saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari
pemecahan untuk mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.
i.
Metode simulasi.
Metode simulasi ini menampilkan
simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau benda
yang sebenarnya.
j.
Metode Tutorial dll.
Metode tutorial merupakan cara
menyampaikan bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa
secara mandiri.
E. Kualitas Kinerja
Guru
Standar
kinerja dapat dijadikan patokan dalam mengadakan pertanggung jawaban terhadap
apa yang telah dilaksanakan. Menurut Ivancevich, patokan tersebut meliputi:
a)
Hasil, mengacu pada ukuran output organisasi
b)
Efisiensi, mengacu pada penggunanaan sumber daya langka oleh organisasi
c)
Kepuasan, mengacu pada keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan
karyawan atau anggotanya
d)
Keadaptasian, mengacu pada ukuran tanggapan organisasi terhadap perubahan.
Ada 10 dasar
yang harus di kuasai oleh seorang guru yaitu
a)
Menguasai bahan materi pelajaran
b)
Mengelola program pembelajaran
c)
Mengelola kelas
d)
Menggunakan media dan sumber belajar
e)
Menguasai landasan pendidikan
f)
Mengelola interaksi pembelajaran
g)
Menilai prestasi belajar siswa
h)
Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan
i)
Mengenal dan menyelenggaran administrasi sekolah
j)
Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pembelajaran
1.
Ukuran Kualitas Kinerja Guru
Menurut ISPI
hasil atau output dari produktivitas pendidikan yaitu sebagai berikut:
Produktivitas
pendidikan
a.
Efektivitas prestasi
1)
Masukan yang merata sebagai realisasi prinsip demokrasi pendidikan
2)
Keluaran yang banyak, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan
3)
Nilai ekonomik yang baik bagi keluaran khususnya tamatan
Prosenya:
a)
Menggairahkan dan memberi motivasi siswa belajar.
b)
Semangat dan disiplin tinggi kepada para guru.
c)
Memiliki tingkat kepercayaan berbagai pihak
b.
Efisiensi
Menggunakan
fasilitas, tenaga, dana, dan waktu seminimal mungkin, tetapi dengan hasil yang
baik.
2.
Kriteria Kualitas Kinerja Guru
Kemampuan
pokok yang dijadikan tolak ukur kualitas kinerja guru adalah sebagai berikut :
a.
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi
padegogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan, dan
pelaksanaa kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang di miliki peserta
didik.
Kriteria
kompetensi padegogik meliputi:
Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu
mencatat dan menggunakan informasi
tentang karakteristik
peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini
terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar
belakang sosial budaya.
Menguasai teori belajardan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
Mampu mengembangkan kurikulum
Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
Pengembangan
potensi peserta didik.
Komunikasi dengan peserta didik yang efektif, empatik, dan santun
Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
b.
Kompetensi Kepribadian
Kriterianya
yaitu :
Bertindak
sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
Menampilkan
diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan sebagai teladan.
Menunjukkan
etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga manjadi guru dan percaya diri.
Menampilkan
diri sebagai guru yang mantap, stabil, dewasa, dan arif.
Menjunjung
tinggi kode etik sebagai guru.
c.
Kompetensi Sosial
Kriterianya
yaitu :
Bertindak
objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, ras,
budaya, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial;
Berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik serta orang di
sekitar;
Mampu
beradaptasi di tempat kerja;
Berkomukiasi
dengan komunitas seprofesi danprofesi lain.
d.
Kompetensi Profesional
Kriterianya
yaitu;
Menguasai
materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmun yang mendukung mata pelajaran yang di ampu;
Menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasara mata pelajaran yang di ampu;
Mangembangkan
materi pembelajaran yang di ampu secara kreatif;
gkan keprofesioanalan secara berkelanjutan dangan
melakukan tindakan reflektif
Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
F. Monitoring Pelaksanaan Kurikulum
Pembelajaran
Monitoring
pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatanmonitoring yang menyertakan
proses pengumpulan, penganalisisan, pencatatan, pelaporan danpenggunaan
informasi manajemen tentang pelaksanaan kegiatan pembelajar-an. Fokus kegiatan
monitoring pelaksanaan pembelajaran ada pada kegiatandan tingkat capaian dari
perencanaan pembelajaran yang telah dibuat berda-sarkan tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan monitoring pelaksanaan
pembe-lajaran berkaitan dengan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan
pembela- jaran dan pengidentifikasian tindakan untuk memperbaiki
kekurangan dalamkegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
1. Tujuan Monitoring Pelaksanaan Pembelajaran
Tujuan utama dari kegiatan monitoring
pelaksanaan pembelajaran adalah:
a. Menyediakan
informasi yang relevan dan tepat waktu pada pelaksanaankegiatan pembelajaran yang akan membantu
pembuatan keputusan mana- jemen yang efektif oleh pengawas satuan pendidikan.
b. Mendorong diskusi mengenai kemajuan
pelaksanaan pembelajaran bersa-ma para guru, dan merencanakan
berbagai tindakan yang diperlukan.3
c. Menyumbang pada akuntabilitas.
Supervisor perlu mengetahui bahwa ke-giatan pembelajaran yang sedang
dilaksanakan sesuai dengan rencanapembelajaran yang telah dibuat, sesuai
kurikulum tingkat satuan pendi-dikan, dan sesuai dengan tujuan pada tingkat
satuan pendidikan.
2. Kerangka Monitoring Pelaksanaan Pembelajaran
Kerangka kegiatan monitoring
pelaksanaan pembelajaran adalah untuk menyediakan sebuah basis konseptual
dan metodologi bagi pelaksanaan pemantauan/monitoring sewaktu pelaksanaan
kegiatan pembelajaran berlangsung, dan untuk menjelaskan instrumen tertentu
yang akan digunakan untuk memfasilitasi pengumpulan informasi dan
pelaporan. Karena itu, kerangkamonitoring pelaksanaan pembelajaran diharapkan
dapat bermanfaat bagi pe-ngawas satuan pendidikan, kepala sekolah, dan guru
agar pelaksanaan pem-belajaran lebih terkontrol dan efektif.Kerangka kegiatan
monitoring pelaksanaan pembelajaran terfokus padaperencanaan, proses, hasil,
dan dampak. Kegiatan monitoring pelaksanaanpembelajaran lebih menekankan pada
proses pembelajaran, hasil, efektifitasdan keberhasilan guru dalam merencanakan
dan melaksanakan kegiatan pem-belajaran. Kerangka kegiatan monitoring
pelaksanaan pembelajaran atau me-mantau hubungan di antara guru dengan siswa
dalam kegiatan pembelajaran,sehingga pembelajaran dapat lebih efektif, efisien,
dan berdampak positif ter-hadap peningkatan kualitas/mutu hasil pembelajaran.
Kerangka kegiatan monitoring pelaksanaan pembelajaran dengan jelas
mengartikulasikan penilaiandari keberhasilan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran, serta menunjukkansebuah
pemahaman yang lebih jelas mengenai perencanaan pembelajaran yangmenjadi
target tujuan pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar Kasful & Harmi Hendra. 2011.
Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:
ALFABETA Apriliakartiana.sumber daya pendukung keberhasilan
kurikulum.http://apriliakartiana.blogspot.com/2013/05/sumber daya pendukung keberhasilan_6.html.Rabu
28 september 2016 pukul 18.30 WIB.
Arsyad. Azhar. 2011. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Gunawa, H Ary. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta Nurainiarifina.blogspot.com/2015/04/faktor-keberhasilan-implementasi.html.Rabu, 28 september
2016 pukul 18.30 WIB.
Pidarta, Made. 2004. Manajeemn
Pendidikan Indonesia cet II. Jakarta: Rineka Cipta
Rasmi sary. Manajemen Kurikulum. Http://rasmisary.blogspot.com/2012/06/manajemen-kurikulum.html.
Rabu 28 september 2016 pukul 18.30 WIB.
Komentar
Posting Komentar