Standardisasi sarana dan prasarana pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kosep
sarana dan prasarana
Secara
epistimologipo prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan.
Prasarana pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah,lapangan olahraga
dan sebagainya. Sedangkan sarana adalah alat langsung untuk mencapai tujuan
pendidikan misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.
Secara
umum sarana pendidikan ada 3 kelompok besar, yaitu:
·
Bangunan perabotan sekolah.
·
Alat pelajaran yang terdiri atas
pembukuan dan alat-alat peraga dan laboratorium.
·
Media pendidikan yang dapat
dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat terampil.[1]
Dalam
pasal 42, secara tegas disebut bahwa:
(1) Setiap
satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabotan, peralatan
pendidikan, media peralatan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang peroses
pembelajaran yang teratut dan berkelanjutan.
(2) Setiap
sarana pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satu pendidikan, ruang pendidikan, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olah raga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain diperlukan untuk
menunjang peroses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
B.
Standardisasi
sarana dan prasarana pendidikan
Kata standardisasi (Andi
Dwi Handoko) bukan berasal dari kata standar + isasi, tetapi merupakan sebuah
kata dasar hasil serapan dari bahasa asing. Kata standardisasi mempunyai arti
penyesuaian bentuk (ukuran dan kulaitas) dengan pedoman/standar yang tealah ditetapkan.
Contoh penggunaan kata standardisasi yang benar adalah ”pihak penerbit sedang
melakukan standardisasi buku materi ajar akan dipasok kesekolah-sekolah.
Sekolah/madrasah
di indonesia diwajibkan untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dengan kata
lain sekolah/madrasah tengah distandardiasai secara nasional. Terdapat 8 jenis
standar yang harus dipenuhi oleh sekolah antara lain :
(1) Standar
isi
(2) Standar
proses
(3) Standar
kopetensi lulus
(4) Setandar
pendidik dan kepandidikan
(5) Standar
sarana dan prasarana
(6) Standar
pengelolaan
(7) Standar
pembiayaan
(8) Standar
penilaian pendidikan
Dalam
penjelasan PP No tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan(SNP) dimaksud
untuk memacu pengelolaan, penyelengaraan, dan satuan pendidikan agar dapat
meningkatkan kinerja dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Selain
itu, juga sebagai perangkat untuk mendorong terwujudnya transparansi dan
akuntabilitas publik dalam peyelenggaraan sistem pendidikan nasional. Jadi,
tujuan dari standardisasi adalah untuk meningkatkan kinerja dan mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas publik.
Macam-macam
Standar Sarana dan Prasarana Pendidikana
Adapun
macam-macam Sarana dan Prasarana yang di perlukan di sekolah demi kelancaran
dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan sekolah adalah :
1) Ruang
kelas: tempat siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.
2) Ruang
perpustakaan: tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi siswa dan dari sinilah
siswa dapat menambah pengetahuan.
3) Ruang
laboratorium ( tempat praktek) : tempat siswa mengembangkan pengetahuan sikap
dan keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk
memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan .
4) Ruang
keterampilan adalah tempat siswa melaksanakan latihan mengenai keterampilan
tertentu.
5) Ruang
kesenian: adalah tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan seni
6) Fasilitas
olah raga: tempat berlangsungnya latihan-latihan olahraga.
C.
Standar
Lahan Sekolah
Lahan
yang digunakan untuk kepntingan sekolah harus mendukung kelancaan peroses
pendidikan itu sendiri. Lahan harus terhindari dari berbagai potensi bahaya,
baik yang mengancam kesehatan maupun mengancam keselamatan jiwa warga sekolah.
Selain itu, lokasi lahan hendak memiliki akses yang memadai untuk penyelamatan
dalam keadaan darurat jika suwaktu-waktu terjadi ancaman bahaya. Lahan harus
terhindar dari gangguan pencemaran air dan udara bahaya.
Tabel
1.1 rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik SD/MI
|
No.
|
Banyak Romobongan Belajar
|
Rasio minimum luas lahan terhadap
peserta didik (m2/peserta didik)
|
||
|
Bangunan satu lantai
|
Bangunan dua lantai
|
Bangunan tiga lantai
|
||
|
1
|
6
|
12,7
|
7,0
|
4,9
|
|
2
|
7-12
|
11,1
|
6,0
|
4,2
|
|
3
|
13-18
|
10,6
|
5,6
|
4,1
|
|
4
|
19-24
|
10,3
|
5,5
|
4,1
|
Tabel
1.2 luas minimum lahan untuk SD/MI yang memiliki kurang dari 15 peserta didik
per rombongan belajar
|
No.
|
Banyak Rombongan Belajar
|
Luas Minimum Lahan (M2)
|
||
|
Bangunan Satu Lantai
|
Bangunan Dua Lantai
|
Bangunan Tiga Lantai
|
||
|
1
|
6
|
1340
|
770
|
710
|
|
2
|
7-12
|
2240
|
1220
|
850
|
|
3
|
13-18
|
3170
|
1690
|
1160
|
|
4
|
19-24
|
4070
|
2190
|
1460
|
Tabel
1.3 rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik SMP/MTs
|
No.
|
Banyak Rombongan Belajar
|
Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap
Peserta Didik (M2/Peserta Didik)
|
||
|
Bangunan Satu Lantai
|
Bangunan Dua Lantai
|
Bangunan Tiga Lantai
|
||
|
1
|
3
|
22,9
|
14,3
|
-
|
|
2
|
4-6
|
16,8
|
8,7
|
7,0
|
|
3
|
7-9
|
13,8
|
7,5
|
5.0
|
|
4
|
10-12
|
12,8
|
6,8
|
4,5
|
|
5
|
13-15
|
12,2
|
6,6
|
4,4
|
|
6
|
16-18
|
11,9
|
6,3
|
4,3
|
|
7
|
19-21
|
11,6
|
6,2
|
4,2
|
|
8
|
22-24
|
11,4
|
6,1
|
4,2
|
|
9
|
25-27
|
11,2
|
6,0
|
4,2
|
Tabel
1.4 luas minimum untuk SMP/MTs yang memiliki kurang dari 15 peserta didik per
rombongn belajar
|
No.
|
Banyak Rombongn Belajar
|
Luas Minimum Lahan (M2)
|
||
|
Bangunan Satu Lantai
|
Bangunan Dua Lantai
|
Bangunan Tiga Lantai
|
||
|
1
|
3
|
1240
|
1240
|
-
|
|
2
|
4-6
|
1310
|
1310
|
1220
|
|
3
|
7-9
|
1370
|
1370
|
1260
|
|
4
|
10-12
|
1480
|
1480
|
1310
|
|
5
|
13-15
|
1740
|
1740
|
1360
|
|
6
|
16-18
|
2050
|
2050
|
1410
|
|
7
|
19-21
|
2270
|
2270
|
1520
|
|
8
|
22-24
|
2550
|
2550
|
1700
|
|
9
|
25-27
|
2790
|
2790
|
1860
|
Tabel
1.5 rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik SMA/MA
|
No.
|
Banyak Rombongn Belajar
|
Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap
Peserta Didik (M2/Peserta Didik
|
||
|
Bangunan Satu Lantai
|
Bangunan Dua Lantai
|
Bangunan Tiga Lantai
|
||
|
1
|
3
|
36,5
|
19,3
|
-
|
|
2
|
4-6
|
22,8
|
12,2
|
8,1
|
|
3
|
7-9
|
18,4
|
9,7
|
6,5
|
|
4
|
10-12
|
16,3
|
8,7
|
5,9
|
|
5
|
13-15
|
14,9
|
7,9
|
5,3
|
|
6
|
16-18
|
14,0
|
7,5
|
4,9
|
|
7
|
19-21
|
13,5
|
7,2
|
4,8
|
|
8
|
22-24
|
13,2
|
7,0
|
4,7
|
|
9
|
25-27
|
12,8
|
6,8
|
4,6
|
Tabel
1.6 luas minimum lahan untuk SMA/MA yang memiliki kurang 15 per romel peserta
didik per rombongn belajar
|
No.
|
Banyak Rombongn Belajar
|
Luas Minimum Lahan (M2)
|
||
|
Bangunan Satu Lantai
|
Bangunan Dua Lantai
|
Bangunan Tiga Lantai
|
||
|
1
|
3
|
2140
|
1360
|
-
|
|
2
|
4-6
|
2570
|
1420
|
1290
|
|
3
|
7-9
|
3040
|
1640
|
1340
|
|
4
|
10-12
|
3570
|
1890
|
1390
|
|
5
|
13-15
|
4000
|
2150
|
1440
|
|
6
|
16-18
|
4440
|
2390
|
1590
|
|
7
|
19-21
|
5000
|
2670
|
1780
|
|
8
|
22-24
|
5570
|
3000
|
2020
|
|
9
|
25-27
|
6040
|
3240
|
2170
|
D.
Standar
Bangunan Sekolah
Berdasarkan
permendiknas No.24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk SD/MI,
SMP/MTs dan SMA/MA, bangunan gedung
sekolah harus memenuhi ketentuan tata bangunan, persyaratan keselamatan,
persyaratan kesehatan, persyaratan kenyamanan dan dilengkapi dengan sistem
keamanan serta pemeliharaan bangunan. Persaratan keselamatan mencakup
konstruksi dan sistem proyeksinya. Konstruksi bangunan harus stabil dan kukuh
sampai dengan kondisi pembebanan maksimumdalam mendukung beban muatan hidup dan
beban mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan
kekuatan alam lainnya. Sistem proteksi bangunan berupa peroteksi pasif dan/atau
proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
Selanjutnya,
bangunan gedung sekolah harus memenuhi persyaratan kesehatan, yaitu mempunyai
fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai:
memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan, temapat sampah, dan saluran
air limbah. Saluran air dan bahan bangunan aman bagi kesehatan pengguna
bangunan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Kemudian,
persyaratan kenyamanan yang harus dipenuhi gedung sekolah ialah memiliki
pengaturan penghawaan yang baik: dan dilengkapi dengan lampu penerangan.
Sistem
keamanan yang harus ada disekolah berupa peringatan bahaya dan ecakuasi.
Bangunan sekolah harus memiliki peringtan bahaya bagi pengguna, pintu keluar
darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana
alam. Akses evakuasi harus dapat diacapai de ngan mudah dan lengkapi penunjuk
arah yang jelas. Pemeliharaan banguna yang mecakup pemeliharaan ringan dan
pemeliharaan berat. Pemeliharaan ringan meliputi pengecatan ulang, perbaiki
sebagian daun/pintu, penutup lantai, atap, pelafon, intalansi listrikdan air,
dilakukan minimum sekali dalam 5 tahun. Pemeliharaan berat, meliputi
penggantian rangka atap, rangka plafon, rangka kayu, kusen, dan semua penutup
atap, dilakukan sekali minimum 20 tahun sekali.
Selain
itu, bangunan gedung sekolah harus menyediakan fasilitas dan aksesbilitas yang
mudah,aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat jika bangunan bertingkat,
harus dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanandan
keselamatan, serta kesehatan pengguna. Maksimal tingkat bangunan sebanyak tiga
lantai.
E.
Standar
Sarana Dan Prasarana Sekolah
Sarana
dan prasarana sekolah dapat dikelompokkan menjadi sejumlah prasarana bermacam
sarana yang melengkapninya. Untuk SD/MI sekurang-kurangnya memiliki 11 jenis
prasarana sekolah, meliputi:
(1) Ruang
kelas
(2) Ruang
perpustakaan
(3) Ruang
laboratorium IPA
(4) Ruang
pimpinan
(5) Ruang
guru
(6) Tempat
beribadah
(7) ruang
UKS
(8) Jamban
(9) Gudang
(10) Ruang
sirkulasi
(11) Tempat
bermain olahraga
Selanjutnya
untuk SMP/MTs sekurang-kurangnya harus memiliki 14 jenis prasarana sekolah yang
meliputi:
(1) Ruang
kelas
(2) Ruang
perpustakaan
(3) Ruang
laboratorium IPA
(4) Ruang
pimpinan
(5) Ruang
guru
(6) Ruang
tata usaha
(7) Tempat
beribadah
(8) Ruang
konseling
(9) Ruang
UKS
(10) Ruang
organisasi kesiswaan
(11) Jamban
(12) Gedung
(13) Ruang
sirkulasi
(14) Tempat
bermain/berolahraga
Kemudia
untuk SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki 18 jenis prasarana sekolah yang
meliputi :
(1) Ruang
kelas
(2) Ruang
perpustakaan
(3) Ruang
laboratorium biologi
(4) Ruang
laboratorium fisika
(5) Ruang
laboratorium kimia
(6) Ruang
laboratorium komputer
(7) Ruang
laboratorium bahasa
(8) Ruang
pimpinan
(9) Ruang
guru
(10)
Ruang tata usaha
(11)
Tempat beribadah
(12)
ruang konseling
(13)
Ruang UKS
(14)
Ruang organisasi kesiswaan
(15)
Jamban
(16)
Gudang
(17)
Ruang sirkulasi
(18)
Tempat bermain olahraga
Sementara
untuk SMK/MK sekurang-kurangnya memiliki prasarana yang dikelompokkan menjadi 3
ruang yaitu:
(1) Ruang
pembelajaran umum
(2) Ruang
penunjang
(3) Ruang
pembelajaran khusus[2]








BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Secara
epistimologis prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan.
Prasarana pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah,lapangan olahraga
dan sebagainya. Sedangkan sarana adalah alat langsung untuk mencapai tujuan
pendidikan misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.
Sekolah/madrasah
di indonesia diwajibkan untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dengan
kata lain sekolah/madrasah tengah distandardiasai secara nasional. Terdapat 8
jenis standar yang harus dipenuhi oleh sekolah antara lain :
1. Standar
isi
2. Standar
proses
3. Standar
kopetensi lulus
4. Setandar
pendidik dan kepandidikan
5. Standar
sarana dan prasarana
6. Standar
pengelolaan
7. Standar
pembiayaan
8. Standar
penilaian pendidikan
Lahan
yang digunakan untuk kepntingan sekolah harus mendukung kelancaan peroses
pendidikan itu sendiri. Lahan harus terhindari dari berbagai potensi bahaya,
baik yang mengancam kesehatan maupun mengancam keselamatan jiwa warga sekolah.
Selain itu, lokasi lahan hendak memiliki akses yang memadai untuk penyelamatan
dalam keadaan darurat jika suwaktu-waktu terjadi ancaman bahaya. Lahan harus
terhindar dari gangguan pencemaran air dan udara bahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Kasan,
Tholib.2012.Teori Dan Aplikasi Administrasi Pendidikan.Jakarta: Studio Press
Barnawi
Dan M.Arifin.2012. Manjemen Sarana Dan Prasarana Sekolah.Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media
Komentar
Posting Komentar