Pengertian Pengawasan
BABII
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.Pengertian pengawasan
Pengawasan
adalah suatu kegiatan untuk mendapat kan kepastian tentang pelaksanaan program
atau pekerjaan/kegiatan yang sedang atau telah dilakukan sesuai dengan rencana yang
telah di tentukan. Kegiatan pengawasan pada dasarnya untuk membandingkan
kondisi yang ada dengan yang harus nya terjadi. [1]
Kegiatan
pengawasan konteks menajemen dilakukan oleh seorang manajer dengan tujuan untuk
mengendalikan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan
(directing), pengawasan (controlling) yang telah diformata dalam
suatu program. Dari pengawasan ini, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
penilaian dan pemantauan perogram serta perumusan langkah pencapaian tujuan
yang akan dicapai.
1. Tujuan
Pengawasan
·
Menghentikan atau mentiadakan kesalahan,
penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan.
·
Mencegah terulangnya kembali kesalahan,
penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan dan ketidak adilan.
·
Mendapatkan cara-cara yang lebih baik
atau membina yang telah baik.
·
Menciptakan suasana yang terbuka,
kejujuran, partisipasi, dan akuntabilitas organisasi.
·
Meningkatkan kelancaran operasi
organisasi.
·
Meningkatakan kinerja organisasi.
·
Memberikan opini atas kinerja
organisasi.
·
Mengarahkan manajemen untuk melakukan
koreksi atas masalah-masalah pencapaian kinerja yang ada.
·
Menciptakan terwujudnya organisasi yang
bersih.
2. Bentuk-Bentuk
Pengawasan
a. Pengawasan
Melekat
Pengawasan
melekata ialah serangkaian kegiatan yang bersifat pengendalian yang
terus-menerus, dilakukan langsung terhadap bawahanya sercara preventif dan
represif agar pelaksanaan tugas bawahan dapat berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan rencana kegiatan. Pelaku pengawasan dalam kegaiatn hal
ini adalah atasan yang dianggap memiliki kekuasan (power) dan dapat bertindak bebas dari konflik kepntingan.
b. Pengawasan
Fungsional
Istilah
pengwasan fungsional berarti setiap usaha pengawasan yang dilakukan
untuk melakukan audit dan pemantauan secara bebas terhadapa objek yang
diawasinya. Pengawasan fungsional mempunyai peran penting untuk membantu
menajemen punjak melakukan pengendalian organisasi dalam mencapai tujuanya.
Pengawasan fungsional ini dilakukan menejemen puncak ataupun satuan pengawasan
internal dengan dibantu teknologi informasi yang canggih sebagai kegiatan
pemantauan. Jadi, fungsi pemantauan ini tidak dapat dilakukan oleh auditor
eksternal dan hanya dapat dilakukan oleh menajemen atau aparat internal yang
berwenang. Pengawasan fungsional ini terdiri atas pengawasan internal dan
eksternal.
·
Pengawasan Internal
Pengawasan
internal ialah suatu penilaian yang objektif dan sistematis oleh pengawasan internal
atas pelaksanaan dan pengendalian organisasi. Pengawasan internal menekankan
pada pemberian bantuan kepada menejemen dalam mengidentifikasi sekaligus
merekomendasi masalah inefiensi maupun potensi kegagalan sistem dan program.
Ketiadaan aparat ini akan menghambat pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi yang
akan mebawa dampak buruk pada kinerja organisasi.
Manfaat
pengawasan internal antara sebagai berikut
1. Menjabatani
hubungan pimpinan tertinggi dengan para manajer dan staf dalam rangka
memperkecil ketimpangan informasi.
2. Mendapatkan
informasi keuangan dan pengunaan yang tepat dan dapat dipercaya.
3. Menghindari
atau mengurangi resiko organisasi.
4. Memenuhi
standar yang memuaskan.
5. Mengetahui
penerimaan/ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur internal.
6. Mengetahui
efisiensi penggunaan sumberdaya organisasi atau kepastian terwujudnya
penghematan.
7. Efektifitas
pencapaian organisasi.
·
Pengawasan eksternal
Pengawasan
eksternal adalah pengawasan yang dilakukan untuk meningkatkan keredibilitas
keberhasilan dan kemajuan organisasi. Pelaksanaan pengawasan eksternal
dilakukan dengan perinsip kemitraan (partnership)
antara pengawas dan yang diawasi.
B. Elemen pengawasan
Empat elemen dasar dalam sistem pengawasan:
Keempat elemen dasar tersebut terjadi dalam urutan
yang sama dan menjaga hubungan yang konsisten satu sama lain dalam setiap
sistem.
1. Karakteristik atau kondisi dari sistem operasi
yang akan diukur.
Karakteristik dapat berupa output dari sistem dalam
tahap pemrosesan atau mungkin suatu kondisi yang merupakan hasil dari sistem.
Sebagai contoh dalam sistem sekolah dasar para jam kerja guru atau keunggulan
pengetahuan yang ditunjukkan oleh siswa pada ujian nasional adalah contoh
karakteristik yang dapat dipilih untuk pengukuran atau kontrol.
3.
Sensor
Merupakan sarana untuk mengukur karakteristik atau
kondisi. Sebagai contoh dalam sistem kontrol pengukuran kualitas dapat
diandaikan oleh inspeksi visual dari produk.
3. Komparator
Menentukan kebutuhan koreksi dengan membandingkan apa
yang terjadi dengan apa yang telah direncanakan. Beberapa penyimpangan dari
rencana adalah biasa dan diharapkan, tetapi ketika berada di luar variasi yang
dapat diterima tindakan korektif diperlukan. Ini melibatkan semacam tindakan
pencegahan yang menunjukkan bahwa kontrol yang baik sedang dicapai.
4. Aktivator
Adalah tindakan korektif diambil untuk mengembalikan
sistem ke output yang diharapkan. Contohnya adalah seorang karyawan diarahkan
ulang untuk bagian-bagian yang gagal lulus pemeriksaan mutu atau kepala sekolah
yang memutuskan untuk membeli buku-buku tambahan untuk meningkatkan kualitas
siswa. Selama rencana dilakukan dalam batas-batas yang diijinkan tindakan
korektif tidak diperlukan.
C. Teknik Analisa Data Pengawasan
Teknik pengawasan dapat menggunakan:
1.
Alat: Kamera tersembunyi
·
Kamera yang di letakkan di sudut-sudut
ruangan
·
Cheklist kegiatan yang
ditujukan kepada para bawahan
·
Serta daftar hadir para bawahan
Proses: dapat
dilakukan dengan pemimpin setiap hari melihat kerja para anggota dan
bawahannya secara langsung ataupun melalui kamera yang telah dipasang di
setiap ruangan.
2.
Penyajian data, berupa:
·
Tabel
·
Diagram
·
Histogram
·
Gambar
·
Grafik
Adapun proses pengawasan
pada dasarnya dilaksanakan oleh administrasi dan manajemen dengan mempergunakan
dua macam teknik, sebagai berikut:
. 1.
Pengawasan Langsung
Pengawasan
yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manajer.Manajer memeriksa
pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah apakah dikerjakan
dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya. Kebaikan :
1. Jika
ada kesalahan dapat diketahui sedini mungkin,sehingga perbaikanya dilakukan
dengan cepat.
2. Akan
terjadi kontak langsung antara bawahan dan atasan,sehingga akan memperdekat
hubungan antara atasan dan bawahanya.
3. Akan
memberikan kepuasan tersendiri bagi bawahan,karena merasa diperhatikan
atasanya.
4. Akan
tertampung sumbangan pikiran dari bawahan yang mungkin bisa berguna bagi
kebijaksanaan selanjutnya.
5. Akan
dapat menghindari timbulnya kesan laporan “asal Bapak senang” (ABS).
KEBURUKAN :
1. Waktu
seorang manajer banyak tersita,sehingga waktu untuk pekerjaan lainya
berkurang,misalnya planning lain-lainya.
2. Mengurangi
inisiatif bawahan,karena mereka merasa bahwa atasanya selalu mengamatinya.
3. Ongkos
semakin besar karena adanya biaya perjalanan dan lain-lainya.
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi langsung,observasi di tempat (on the spot observation) dan laporan di tempat.
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi langsung,observasi di tempat (on the spot observation) dan laporan di tempat.
2. Pengawasa
Tidak Langsung
Pengawasan
jarak jauh dengan melalui laporan oleh bawahan baik secara lisan maupun tulisan
tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasi-hasil yang dicapai. Kebaikan :
1. Waktu
manajer untuk mengerjakan tugas-tugas lainya semakin banyak,misalnya
perencanaan,kebijaksanaan,dan lain-lain.
2. Biaya
pengawasan relatif kecil.
3. Memberikan
kesempatan inisiatif bawahan berkembang dalam melaksanakan pekerjaan.
KEBURUKAN :
1. Laporan
kadang-kadang kurang objective,karena ada kecendrungan untuk melaporkan yang
baik-baik saja.
2. Jika
ada kesalahan-kesalahan terlambat mengetahuinya,sehingga perbaikanya pun
terlambat.
3. Kurang
menciptakan hubungan-hubungan antara atasan dan bawahan.
4. Pengawasan
berdasarkan kekecualian, pengendalian yang dikhususkan untuk
kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang
diharapkan,pengendalian ini dilakukan dengan cara kombinasi langsung dan tidak
langsung oleh manajer.
A.
Karakteristik
– karakteristik pengawasan yang Efektif
Karakteristik-karakteristik
controlling yang efektif dapat diperinci sebagai berikut :
a) Akurat.
b) Tepat
waktu.
c) Obyektif
dan menyeluruh.
d) Terpusat
pada titik-titik controlling yang strategik.
e) Realistik
secara ekonomis.
f) Terkoordinasi
dengan aliran kerja organisasi.
g) Fleksibel.
h) Bersifat
sebagai petunjuk dan operasional.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengawasan
adalah suatu kegiatan untuk mendapat kan kepastian tentang pelaksanaan program
atau pekerjaan/kegiatan yang sedang atau telah dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah di tentukan. Kegiatan pengawasan pada dasarnya untuk membandingkan
kondisi yang ada dengan yang harus nya terjadi.
Empat elemen dasar dalam
sistem Pengawasan yaitu:
·
Karakteristik atau kondisi dari sistem operasi
yang akan diukur.
·
Sensor
·
Komprator
·
Aktivator
Ada
beberapa teknik cara menganalisa data pengawasan yaitu:
·
Dengan memakai alat
·
Penyajian data
·
Pengawasan langsung
·
Pengawasan tidak langsung
Karakteristik-karakteristik
pengawasan yang efektif dapat diperinci sebagai berikut :
·
Akurat.
·
Tepat waktu.
·
Obyektif dan menyeluruh.
·
Terpusat pada titik-titik controlling
yang strategik.
·
Realistik secara ekonomis.
·
Terkoordinasi dengan aliran kerja
organisasi.
·
Fleksibel.
·
Bersifat sebagai petunjuk dan
operasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Didin
kurniadin & imam Machali, manajemen
pendidikan:konsep dan prinsip pengelolaan pendidikan (jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA.2012),
[1][1]
Didin kurniadin & imam Machali, manajemen
pendidikan:konsep dan prinsip pengelolaan pendidikan (jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA.2012),hlm. 367-369.
Komentar
Posting Komentar