Media Humas dalam Pendidikan Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perbedaan Public Relations Dan Iklan
Para pengelola sekolah terutama para praktisi humas di sekolah, agar lebih secara tepat mengggunakan media-media humas pendidikan di sekolah. Ada baiknya memahami terlebih dahulu perbedaan umum antara media periklanan dan media humas, sehingga tidak dijumpai praktik di lapangan yang tumpang tindih dan tidak tepat sasaran.

1.      Public Relationship
v  Tulisan-tulisan humas (dan berbagai bentuk atau isi dari komunikasi kreatif humas lainnya seperti jurnal-jurnal internal dan kaset video tentang organisasinya) harus sepenuhnya factual dan informative
v  Untuk mencapai kredibilitas, kegiatan-kegiatan humas haruslah bersifat edukatif, jauh dari nuansa emosional atau dramatic, dan menghindari kecenderungan memuji diri sendiri
v  Humas juga dipakai oleh berbagai organisasi yang tidak terlibat dalam periklanan. Sebagai contoh, pasukan pemadam kebakaran tidak mengiklankan pemadaman api, namun mereka senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan humas agar seluruh anggota masyarakat mengetahui keberadaan dan fungsinya.
v  humas dialamatkan pada segenap golongan atau kelompok orang yang kepadannya suatu organisasi harus berkomunikasi. Mereka boleh jadi bukan pembeli barang atau jasa perusahaan tersebut, akan tetapi memiliki arti yang sangat penting bagi perusahaan atau organisasi yang bersangkutan, misalnya saja investor atau para pekerja.
v  humas memakai media komersial yang jauh lebih beragam lagi, bahkan masih ditambahkan dengan media-media komersial yang diciptakannya sendiri, seperti jurnal internal, slide, video,  pameran-pameran tentang perusahaan, bahan pendidikan, seminar, dan sponsor.
v  humas tidak berniat mendorong orang lain melakukan sesuatu melainkan bertujuan menciptakan saling pengertian di antara segenap khalayak (“khalayak “ dalam humas bisa diartikan sebagai anggota atau pegawai organisasi itu sendiri) mengenai kedudukan perusahaan yang tepat (citra perusahaan), atau tentang produk atau jasanya.

2.      Periklanan
v  Tulisan di periklanan sering kita jumpai banyak yang di lebih-lebihkan
v  Periklanan tidak terlibat di dalam humas. Contoh iklan terhadap barang-barang agar khalayak dapat mengetahui fungsi kegunaan dari barang tersebut.
v  Iklan lebih cendrung bersifat dramatic atau memuji diri sendiri atau lebih melebihkan produk nya
v  Iklan lazimnya ditujukan kepada segmen-segmen pasar serta lapisan social tertentu
v  Komponen-komponen pokok biaya humas berbeda dengan biaya iklan. Pada iklan, biaya utama adalah untuk sewa ruang, siaran dan produksi
v  Media yang dipakai oleh iklan hanyalah media-media komersial ,tv, bioskop, dan video
v  Sasaran utama iklan adalah membujuk orang-orang supaya melakukan sejumlah tindakan yang diinginkan seperti mendatangi toko, membalas penawaran pihak pengiklan dengan surat atau telepon, atau sekedar mengingat-ingat nama produk yang diiklankan, dan suatu saat pada akhirnya ia membeli.
B.     Media-media Publik Relations Pendidikan
Berikut ini beberapa media humas pendidikan yang dapat di terapkan di dalam sekolah. Akan tetapi penerapan nya masing-masing melihat kemampuan sekolah tersebut. Adapun media-media di dalam humas di lingkungan pendidikan yaitu:
1.      Media internal PR di sekolah
Menurut Griswold internal humas bertujuan agar karyawan mempunyai kegairahan kerja maka apabila diterapkan pada sekolah bisa diterapkan untuk menjalin hubungan antara sesama guru agar lebih akrab serta antara guru dengan kepala sekolah atau  antara siswa dengan muridnya. Sehingga terjalin komunikasi yang informatif dan kemunikatif.  Untuk itu bisa ditempuh dengan media humas sebagai berikut:  
a)      Tertulis
Yaitu memnggunakan surat-surat, papers, buletin, brosur dll.
b)      Lisan
Mengadakan brefing, rapat-rapat, diskusi, ceramah.
c)      Conselling
Menyediakan beberapa anggota staf yang telah mendapat latihan atau pendidikan untuk memberikan nasehat kepada para karyawan (guru), turut memecahkan masalah-masalah pribadi mereka, atau mendiskusikan bersama-sama.[1]
2.      Media external PR di sekolah
Salah satu tujuan eksternal Public Relations adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang yang diluar badan/instansi hingga terbentuklah opini publik yang favorable terhadap badan itu.[2]
Tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam eksternal Public Relations atas dasar untuk memperoleh dukungan, pengertian, dan kepercayaan publik luar (eksternal public) menciptakan kesediaan kerja sama dari publik, adalah:
a)      Menilai sikap dan opini publik terhadap kepemimpinan, terhadap para pegawai dan metode yang digunakan.
b)      Memberi advies dan counsel pada pimpinan tentang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan humas menganai perbaikan-perbaikan, kegiatan-kegiatan dan lain dll.
c)      Memberikan penerangan-penerangan yang obyektif, agar publik tetap informed tentang aktifitas dan perkembangan badan itu
d)     Menyusun staf yang efektif untuk bagian itu.

Komunikasi dengan eksternal publik dapat diselenggarakan diantaranya dengan:
a.    Persoanal contac (Kontak Pribadi)
Unsur penting dalam hubungan ini adalah adalah perlakuan terhadap perorangan-perorangan yang berhubungan dengan badan/instansi.

b.    Press release
Dalam menyiapkan press relase hendaknya diperhatikan soal-soal teknis mengenai penyususnan dan pengetikan pesan dan distribusinya. Biasanya press release diberikan kepada wartawan untuk bahan pemberitahuan akan suatu kegiatan suatu media untuk bisa dimuat di media.
c.    Press Relations
Press relations ini adalah berhubungan dengan jalinan hubungan yang baik dengan para pemimpin atau wakil surat-surat kabar, majalah-majalah, kolomnis, penulis feature, pemimpin radio dan televisi.
d. Press Conference & Press Breifings       
      Dalam keadaan tertentu dan mengenai pengumuman tertentu, dianjurkan  untuk menyelenggarakan pers conference dari pada hanya press relase saja. Press conference ini hanya diselenggarakan bila ada peristiwa-peristiwa penting saja  di suatu instansi./badan. Instansi dapat mengadakan press conference atas dasar inisiatrifnya sendiri atau atas permintaan wakil pers sendiri.
e.     Radio dan Televisi
Pemanfaatan radio televisi bagi media humas pendidikan di sekolah  saat ini agak mengalami kemajuan dimana banyak sekolah mulai muncul pemberitaannya di  kedua media itu. Apalagi media tersebut sekarang banyak dijumpai ditiap rumah masyarakatnya khususnya media televisi.
f.     Film
Filme dapat berupa filem dokumentasi, atau hiburan, yang berisi informasi-informasi, pendidikan, dan sebagainya. Menurut hemat kami film ini bisa berupa film kegiatan sekolah atau prestasi sekolah sehingga  menibulkan motivasi bagi yang melihatnya. Sepertinya hal film Laskar Pelangi yang sekarang banyak diputar dan ternyata meledak penontonya.[3]
g.    Penyelenggaraan Pameran
Pamaren atau exhibition merupakan sarana yang efektif untuk menyebarkan suatu pesan karena bersifat informatif dan persuasif. Karena publik pengunjung pameran akan melihat, mendengar, meraba, mencium bahkan mungkin mencoba benda-benada yang dipamerkan. Efektifitas pameran karena ialah karena pada sarana komunikasi itu publik dapat menyaksikan peragaan proses tertentu, dapat bertanya sepuas hati. Dalam konteks sekolah misalnya pihak sekolah dapat mengikuti pameran pendidikan misalnya untuk tingkat regional. nasional dan kalau memungkinkan tingkat Internasional sehingga dikenal oleh masyarakat luas.
h.Pembuatan Poster
Dalam kehidupan manusia yang semakin modern, sejalan dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang, poster sebagai sarana komunikasi semakin penting perananya. Kenyataan ini tampak dikota-kota besar yang secara meraksasa menjulang, poster berwarna-warni dan beraneka ragam di malam hari sungguh meriah dan mempesona. Dalam hal ini pihak sekolah bisa membuat poster misalnya berupa poster sapnduk, poster tranposat yang dipasang di tempat umum seperti kerata api stasiun. Misalnya tentang siswanya yang berprestasi.[4]
3.      Media (intern-extern) PR di sekolah
Kini dunia humas mengalami jaman keemasan, karena teknologi internet ini telah membawa praktisi mampu mencapai publik sasaran secara langsung, tanpa intervensi dari pihak lain, seperti redaksi atau wartawan di media massa, yang biasanya bertindak sebagai penjaga gawang pesan komunikasi dan melakukan penyensoran terhadap pesan informasi humas bagi khalayak (publik).
Beberapa diantaranya yang bisa dilakukan praktisi PR melalui penggunaan internet:  
1)      Kuentungan PR harus menyadari bahwa khalayak/publik dapat mengakses semua press release atau news release yang dikirimkan melalui internet atau server, dengan menggunakan kata-kata yang mudah dicari dan dipahami khalayak.
2)      Publik dapat mengakses press Release dalam home page yang ada world wide web (bila perusaahaan itu memiliki home page)
3)      PR  dapat membuat mailing list dari publiknya. Mailing list adalah perangkat elektronik yang dapat menyebarkan Press release kepada publiknya kotak e-mail.
Kegunaan Publik Relations dalam menggunakan internet yaitu:
1)      informasi cepat sampai pada publik.
2)      Bagi PR, internet dapat berfungsi sebagai iklan, media, alat marketing, sarana penyebaran informasi dan promosi.
3)      Siapapun dapat mengakses internet.
4)      tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
5)      Internet dapat membuka kesempatan melakukan hubungan komuniksi dalam bidang pemasaran secara langsung[5]

Selain yang disebutkan di atas, media-media  humas pendidikan dalam sekolah, sebenarnya masih banyak yang lain untuk menyebarluaskan informasi dan mengadakan hubungan dengan publik. Diantaranya dengan menggunakan kartu pos bergambar kalender, telepon, atau  mungkin dengan menggunakan SMS lewat ponsel kepada khalayak. Menurut Oemi Abdurrahman[6] untuk menggunakan salah-satu media di atas, para praktisi humas harus memikirkan efektifitasnya. Oleh karena itu harus mempunyai pengetahuan tentang media komunikasi hingga ia dapat memilihnya mana yang tepat.
Menurut hemat kami pemilihan media-media humas pendidikan kehususnya di sekolah juga perlu memperhatikan hal tersebut sehingga media yang digunakan dapat tepat sasaran.
C.    Teknik-Teknik Penyelenggaran Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat
 Ada banyak teknik yang dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Penerapan teknik yang berhasil harus memerhatikan komitmen masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat diharapkan sadar dan paham bahwa pendidikan mutllak diperlukan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat itu sendiri. Hymes dalam Indrafachrudi  menyatakan bahwa teknik penyelenggaraan hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat dikelompokan menjadi empat, yaitu:
1)      Teknik Pertemuan Kelompok (Group Meeting)
Teknik pertemuan kelompok dapat berupa diskusi, seminar, lokakarya, sarasehan, rapat dan sebagainya. Orang yang dilibatkan dalam pertemuan kelompok adalah guru, staf tata usaha, tokoh masyarakat, staf dari instansi yang terkait dengan penyelenggaraan program pendidikan, pengguna lulusan, guru/dosen dari lembaga pendidikan lain, dan sebagainya.
2)      Teknik Tatap Muka (Face to Face)
Teknik tatap muka dilakukan antara pihak lembaga pendidikan dan masyarakat secara individual. Pihak lembaga pendidikan dapat berkunjung ke rumah siswa yang menghadapi masalah. Pihak lembaga pendidikan dapat memanggil orang tua atau wali siswa yang bermasalah atau siswa yang memiliki kemampuan lebih dan perlu pembinaan bersama agar kemampuannya dapat berkembang secara maksimal.
3)      Observasi dan Partisipasi (Observation and Partisipation)
Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam metode ini adalah:
a)      Orang Tua sebagai Pengamat (Parents as Observer)
Orang tua dalam teknik ini, mengamati perkembangan anak-anaknya dan membandingkannya dengan perkembangan anak-anak lainnya. Orang tua dengan begitu akan mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya. Hal ini dapat membangkitkan langkah-langkah baru. Semakin lama orang tua mengamati perkembangan pendidikan anaknya, semakin banyak pula orang tua mengetahui perkembangan dan perubahan anaknya dan semakin banyak pula upaya perbaikan dan pembinaan.
b)      Orang Tua sebagai Peserta (Parent as Participant)
Teknik ini adalah kelanjutan dari teknik kunjungan rumah dan observasi yang kemudian ditingkatkan dalam kegiatan sekolah. Orang tua dalam teknik ini, diikutsertakan dalam proses pendidikan, misalnya menjadi narasumber matapelajaran atau keterampilan tertentu, baik di dalam maupun di luar kelas.\
c)      Ibu Pembantu Kelas (Room Mother)
Indrafachrudi (1994;69) menyatakan bahwa ibu pembantu kelas (room mother) adalah perwakilan salah seorang orang tua peserta didik untuk ikut bertugas membantu guru dalam kelas selama guru itu mengajar peserta didiknya, misalnya mempersiapkan kapur tulis, absensi, dan sebagainya. Tujuannya ialah sebagai penghubung antara sekolah dan kelompok orang tua peserta didik tersebut. Hal yang harus diingat bahwa perwakilan orang tua peserta didik bukanlah pelayan, ia adalah wakil orang tua yang punya kedudukan yang sama dengan guru.
4)      Surat Menyurat dengan Berbagai Pihak yang Terkait dengan Penyelenggaraan Pendidikan.
Surat menyurat sudah lazim dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan. Selain biaya yang cukup murah, teknik ini dianggap mampu dilakukan setiap lembaga yang sederhana maupun lembaga yang sudah besar perkembangannya. Sementara itu Layanan Riset Pendidikan dan Asosiasi Nasional Kepala Pendidikan Dasar Alexandria dalam Maisyaroh (2004a:25-26) merumuskan berbagai teknik untuk meningkatkan keterlibatan berbagai pihak dalam menyelenggarakan pendidikan. Teknik yang dimaksud adalah:
a)      Layanan Masyarakat
Pihak lembaga pendidikan mempelajari kebutuhan masyarakat, melihat dan menganalisis apa yang bisa dilakukan lembaga pendidikan untuk membantu memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
b)      Program Pemanfaatan Alumni Sekolah
Para senior sekolah (alumni) dapat dilibatkan dalam kegiatan sekolah, misalnya menjadi pembicara dalam kegiatan seminar di sekolah, keberhasilannya dalam menempuh karir dapat diinformasikan kepada peserta didik agar bersemangat dalam belajarnya, dapat menentukan karier, dan meningkatkan kemampuannya sehingga bisa sukses kakak kelasnya yang telah lulus.
c)      Masyarakat sebagai Model
Masyarakat di sekitar sekolah diundang ke sekolah untuk menjelaskan kepada siswa kiat sukses kehidupannya. Masyarakat menjadi model peserta didik di sekolah terutama masyarakat yang telah berhasil dalam kehidupannya.
d)     Open House
Lembaga pendidikan secara terbuka bersedia di observasi oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat secara langsung proses pendidikan dan sarana pendidikan di lembaga pendidikan ini.
e)      Pemberian Kesempatan kepada Masyarakat
Lembaga pendidikan memberi kesempatan kepada masyarakat secara sukarela untuk membantu kegiatan lembaga pendidikan.
f)        Pengiriman Pembicara
Anggota staf lembaga pendidikan yang berminat diberi kesempatan untuk mempromosikan program dan prestasi lembaga pendidikan ke masyarakat pengguna lulusan atau juga bisa ke calon siswa yang akan memasuki lembaga pendidikan tersebut.
g)       Masyarakat sebagai Sumber Informasi
Pihak lembaga pendidikan menanyakan kepada anggota masyarakat tentang isu-isu hangat terkait dengan pengembangan lembaga, hasilnya dibuat semacam rekomendasi untuk pengembangan lembaga pendidikan.
h)      Diskusi Panel
Siswa, orang tua siswa, staf sekolah, dan pekerja yang lain dengan anggota masyarakat mengadakan pertemuan untuk menindaklanjuti kegiatan lembaga pendidikan agar semua usaha yang telah dilakukan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak.
            Sekolah juga dapat menerapkan beberapa teknik dalam hubungan dengan masyarakat dalam lembaga pendidikan antara lain:
a.       Laporan pada orang tua. Teknik ini maksudnya adalah pihak sekolah memberikan laporan pada orang tua murid tentang kemajuan-kemajuan, prestasi, dan kelemahan anak didik pada orang tuanya.
b.      Majalah dan surat kabar sekolah. Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan guru-guru di sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali yang isinya menjelaskan tentang kegiatan sekolah, karangan guru-guru, orang tua, dan peserta didik, pengumuman dan sebagainya.
c.       Pameran sekolah. Suatu teknik yang efektif untuk memberi informasi tentang hasil kegiatan dan keadaan sekolah  pada masyarakat ialah penyelenggaraan pameran sekolah dengan membuat atau mengatur hasil pekerjaan peserta didik diluar sekolah atau di sekolah.
d.      Open House. Teknik untuk mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil pekerjaan peserta didik di sekolah yang diadakan pada waktu tertentu.
e.       Kunjungan orang tua peserta didik ke sekolah. Orang tua diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka belajar di dalam kelas, sehingga mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah.
f.       Kunjungan ke rumah peserta didik. Kunjungan ke rumah orang tua peserta didik merupakan teknik yang sangat efektif dalam mengadakan hubungan dengan orang tua di rumah agar dapat mengetahui latar belakang hidup anak-anak.
g.      Laporan tahunan. Laporan ini dibuat oleh kepala sekolah dan diberikan kepada aparat pendidikan lebih atas yang berisikan tantang kegiatan-kegiatan sekolah termasuk kurikulum, personalia, anggaran, biaya dan sebagainya.
h.      Organisasi perkumpulan alumni. Merupakan suatu alat yang sangat baik untuk diberdayakan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah dan masyarakat.
i.        Kegiatan ekstrakurikuler. Apabila ada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah dianggap matang untuk dipertunjukan kepada orang tua peserta didik dan masyarakat, seperti sepak bola, drama, pramuka dan sebagainya.


















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
·         Terdapat perbedaan humas dan periklanan
·         Media internal publik relations di sekolah
*      Tertulis
*      Lisan
*      Konseling
·         Media external publik relations
1)      Personal contac(kontak pribadi)
2)      Press release
3)      Press relatipns
4)      Press conference dan press breifings
5)      Radio dan televisi
6)      Film
7)      Penyelenggara pameran
8)      Pembuatan poster
·         Media intern-ekstern humas
1)      Internet
2)      Sms
3)      Telpon








DAFTAR PUSTAKA
Oemi Abdurrachman. Dasar-Dasar Public Relations.  Bandung. PT. Citra Adtya Bakti. 2001
Onong Uchjana Effendy. Hubungan Masyarakat: suatu studi Komunikologis. Bandung. PT. Citra Adtya Bakti. 2000.
Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.2002.



[1] Oemi Abdurrachman. Dasar-Dasar Public Relations.  Bandung. PT. Citra Adtya Bakti. 2001.hlm 34

[2] Ibid. Hlm 38
[3] Ibid. Hlm 40-44
[4] Onong Uchjana Effendy. Hubungan Masyarakat: suatu studi Komunikologis. Bandung. PT. Citra Adtya Bakti. 2000. Hlm.149
[5] Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.2002. hlm 191-192
[6] Ibid. Hlm. 44

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penghapusan sarana prasarana pendidikan

Pengertian Penghapusan

Pengertian Pengawasan dan penilaian sarana prasarana pendidikan.