Disiplin Kelas

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Disiplin Kelas
Dalam kamus besar bahasa indonesia, disiplin diartikan dengan tata tertib dan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib. Kata didiplin sendri sebernarnya berasal dari bahasa latin, yaitu discilina dan discipulus yang berarti perintah dan peerta didik. Jadi, disiplin dapat dikatakan sebagai perintah seorang guru kepada peserta didiknya. Kemudian dalam New World Dictionary, displin diartikan sebagai latihan untuk mengndalikan diri, karakter, atau keadaan yang tertib dan efisien.
Sementara itu, The Liang Gie mengartikan disiplin sebagai suatu keadaan tertib yang mana ornag-orang yang bergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati. Disiplin menunjukkan pada kepatuhan seseoreang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena di dorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.
Begitu juga dengan kelas, kelas dapat diartikan sebagai unit kerja terkecil di sekolah yang digunakan sebagai tempat untuk kegiatan belajar-mengajar.
Dengan demikian ( dirjen PUOD dan dirjen Dikdesmen, 1996:10 ) adalah keadaan tata tertib dalam suatu kelas yang di dalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan. Dengan disiplin para siswa bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Satu keuntungan lainya dari adanya disiplin adalah siswa belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
Pengelolaan kelas yang baik akan menciptakan disiplin kelas yang baik. Kelas dinyatakan disiplin apabila setiap siswanya patuh pada aturan main/ tata tertib yang ada, sehingga dapat terlibat secara optimal dalam kegiatan belajar.
B.     Tahapan untuk Membantu Mengembangkan Disiplin yang Baik dalam Kelas
Ada beberapa langkah untuk membentu mengembangkan disiplin yang baik di kelas, yaitu sebagai berikut.
o   Perencanaan
Ini meliputi membuat aturan dan prosedur, dan menentukan konsekuen untuk aturan yang dilanggar.
o   Mengajar Siswa Bagaiman Mengikuti Aturan
Pekerjaan ini harus dimulai pada hari pertama masuk kelas. hasil dari penelitian yang kita bahas dalam bab ini menunjukkan bahwa beberapa minggu pertama dalam kelas adalah masa kritis dalam mengembangakan pola-pola disiplin yang efektif dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Dalam rangkaian sistem pengolhan kelasyang sukses, guru harus mempertahankan disiplin dan komunikasi yang baik. Salah satu cara yang terbaik adalah mencegah masalah dari semua kejadian.
o   Merespon secara tepat
Contoh, ketika menangkap seorang siswa yang mencontek, ketika siswa tidak memasukkan pakaian kedalam celana (untuk kerapian), ketika siswa terlambat ke sekolah atau terlambat masuk ke kelas, dan lain-lain sebagainya.

C.     Teknik Pembinaan dan Penerapan Kelas
Ada terdapat tiga macam teknik pembinaan.
o   Teknik inner control
Teknik ini sangat disarankan untuk digunakan guru-guru dalam membina disiplin peserta didiknya. Teknik ini menumbuhkan kepekaan/ penyadaran akan tata tertib dari pada akhirnya disiplin harus tumbuh dan berkembang dari dalam peserta didik itu sendri. Dengan kata lain peserta didik diharapkan dapat mengendalikan dirinya sendri.
o   Teknik eksternal control
Teknik eksternal control yaitu mengendalikan disri dari luar berupa bimbingan dan penyuluhan. Teknik ini dalam menumbuhkan disiplin cendrung melakukan pengawasan ( yang terkadang perlu diperketat dan kalau perlu menjatuhkan hukuman terhadap setisp pelangggaran.
o   Teknik cooprative control
Dengan teknik ini, pembinaan disiplin kelas dilakukan dengan bekerja sama guru dengan peserta didik dalam mengendalikan situasi kelas kearah terwujudnya tujuan kelas yang bersangkutan. Dimana guru dengan peserta didik saling mengontrol satu sama lain terhadap pelanggaran tata tertib.
Dalam penerapanya, guru sebagai manajer kelas dapat menggabungkan ketiga teknik pembinaan tersebut secara efektif dengan melakukan hal-hal berikut ini.
§  Guru mencontohkan perilaku yang tertib kepada peserta didiknya.
§  Guru memisahkan peserta didik dari perilakunya.
§  Guru membuat peserta didik menerima tanggung jawabnya.
§  Guru sebaiknya dapat menemukan solusi atas perilaku peserta didik.
§  Guru membirikan umpan balik yang positif ketika perilaku bertambah baik.
§  Guru menghapus bersih daftar kesalahan peserta didik dan mampu berpikir positif kepada peserta didiknya.
§  Guru fokus memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berprilaku baik.
§  Guru bekerja sama dengan kepala sekolah dan wali peserta didik untuk mengatasi perilaku buruk peserta didik.


D.    Urgensi Pembinaan kelas
Dalam membina kedisiplinan pada peserta didik di kelas, guru sebagai menajer kelas meniliki peran untuk mengarahkan apa yang baik, menjadi teladan, sabar, dan penuh pengertian. Guru harus mampu menumbuhkan kedisiplinan peserta didik, terutama disiplin diri. Untuk kepentingan tersebut guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut.
o   Membantu mengembangkan pola perilaku dalam dirinya.
o   Membantu peserta didik meningkatkan standar prilakunya.
o   Mengunakan pelaksanaan tata tertib kelas sebagai media untuk menegakkan kedisiplinan.
Dengan kedisiplinan, peserta didik bersedia untuk tunduk dan mengikuti tata tertib kelas dan menjauhi berbagai larangan di dalam kelas. kesediaan macam ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima guna memelihara kepntingan bersama atau memelihara tugas-tugas belajar peserta didik. Hanya dengan menghormatai tata tertib kelas peserta didik dapat belajar menghormatai aturan-aturan umum lainya. Belajar mengembangkan kebiasaan, dan mengndalikan diri. Jadi, inilah fungsi sebenarnya dari disiplin.
Fungsi utama disiplin adalah untuk mengajar mengndalikan diri dengan mudah, memetuhi dan memetuhi otoritas, dalam mendidik peserta didik perlu disiplin, tegas akan hal apa yang harus dilakukan dan apa yang dilarang serta tidak boleh dilakukan. Disiplin perlu dibina pada diri peserta didik agar mereka dengan mudah dapat:
Ø  Meresaspkan pengetahuan dan pengertian sosial secara mendalam dalam dirinya.
Ø  Mengerti dengan segera untuk menjalankan apa yang menjadi kewajibannya dan secara langsung mengerti larangan-larangan yang harus ditinggalkan.
Ø  Mengerti dan dapat membedakan perilaku yang baik dan perilaku yang buruk.
Ø  Belajar mengendalika keinginan dan berbuat sesuatu tanpa adanya peringatan dari orang lain.


E.     Implementasi Hukuman dan Hadiah
Sebagai yang telah dibahas sebelumnya, hukuman dan hadiah merupakan alat (software) pendidikan. Jadi, maksud diberikanya hukuman dan hadiah adalah semata-mata untuk mendidik peserta didik supaya peserta didik berprilaku disiplin.
1.      Pengertian Hukuman dan Hadiah
Hukuman yang kita bicarakan pada bagian ini bukanlah hukuman dalam konteks kenegaraan, melainkan tentu saja hukuman dalam kontkes pendidikan, khususnya dalam konteks kegiatan menajemen kelas.
Tokoh pendidikan islam, Abdurrahman An-Nawawi menyebutkan hukuman dengan istilah tarhib yang berarti ancaman atau intimidasi terhadap seseorang karena melakukan perilaku yang dilarang. Kemudian, Amir Daien Indrakusuma mengertikan hukuman sebagai tindakan yang dijatuhkan kepada peserta didik secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan efek jera. Tujuanya agar peserta didik menjadi sadar dan berjanji tidak akan mengulanginya.
Sementara Ngalim Purwanto mendefinisikan hukuman sebagai penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seorang guru sesudah terjadi suatu pelangggaran atau kesalahan. Kemudian, Ali Imron mengertikan hukuman sebagai suatu sanksi yang diterima oleh peserta didik sebagai akibat dari pelanggaran terhdap aturan yang telah ditetepkan.
Dari deskripsi di atas, dalam konteks menejemen kelas, hukuman dapat didefinisikan sebagai upaya guru secara sadar dan disengaja untuk memberikan sesuatu yang tidak menyenagkan kepada peserta didiknya yang melanggar tata tertib kelas agar ia tidak mengulangi lagi.
Berlawanan dengan hukumanm, hadiah merupakan kenangan-kenangan, penghargaan, dan penghormatan. Hadiah juga dapat berarti ganjaran, yang diartikan sebagai upaya memberikan suatuyang menyenangkan (penghargaan) bagi peserta didik yang berpartisipasi baik dalam belajar maupun berprilaku. Melalui pemberian hadiah, diharapkan peserta didik dapat memertahankan bahkan meningkatkan lagi prestasinya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam kenteks menajemen kelas, hadiah adalah upaya guru secara sadar dan disengaja untuk memberikan sesuatu yang menyenangkan kepada peserta didiknya yang berprilaku sesuai dengan tata tertib kelas agar ia dapat mempertahankan perilaku baiknya tersebut.
2.      Macam-Macam Hukuman dan Hadiah
Dari deskripsikan tentang pengertian hukuman, dapat dikatakan bahwa tujuan pemberian hukuman adalah untk mendidik dan menyadarkan peserta didik agar ia tidak mengulangi kesalahanya. Beberapa macam hukuman yang umumnya diberikan oleh guru kepada peserta didiknya sebagai berikut:
ü  Menatap tajam peserta didik
ü  Menegur peserta didik
ü  Menghilangkan privelege
ü  Penahanan di kelas
ü  Hukuman badan
ü  Memberikan sekor pelanggaran
Kemudian dari deskripsi tentang pengertian hadiah dapat dikatakan bahwa tujuan dari pemberian hadiah adalah untuk memotivasi peserta didik agar mereka berprilaku sesuai dengan tata tertib kelas. berbagai bentuk hadiah yang biasanya diberikan oleh guru bseperti ucapan selamat dan penghargaan dalam bentuk sertifikat.
3.      Cara Memberikan Hukuman dan Hadiah
Hukuman yang diberikan oleh seorang guru sebagai menejer kelas kepada peserta didiknya yang melanggar tata tertib kelas hendaknya dapat memberikan efek jera. Oleh karena itu, hendaklah ketika memberikan hukuman seorang guru harus memberikan hukuman sebagai jawaban atas suatu pelanggaran, hukuman tersebut harus bersifat tidak menyenangkan, dan hukuman tersebut diberikan semata-mata untuk kepentingan peserta didik itu sendri, yaitu agar mereka dapat memperbaiki diri. Hindari pemberian hukuman atas dasardendam atau kebencian terhadap si peserta didik.
Ngalim purwanto memberikan enam cara yang dapat digunakan oleh guru sebagai menejer kelas saat meberikan hukuman kepada peserta didiknya.
v  Guru harus menghukum kesalahan-kesalahn yang benar-benar terjadi jika ia sudah tidak menemukan jalan lain untuk mendisiplinkan peserta didik.
v  Guru menghindari tindakan mengancam dan menakut-nakuti. Jika peserta didik diancam dan merasa ketakutan, yang ada malah peserta didik akan enggan belajar dikelas. Rasa takut juga tidak menginsafkan atau membengkitkan hasrat pesertra didik untuk memperbaiki diri.
v  Saat menghukum, hendaklah guru berperasaan halus. Pada saat menghukum, sebaiknya guru tidak menghukum si peserta didik dihadapan semua orang. Jangan menghukum saat guru marah, atau terdorong oleh keangkuhan atau perasaan-perasan negatif lainya.
v  Dalam menghukum guru setidaknya bersikap adil, ini berarti bahwa:
1.      Guru tidak membeda-bedakan peserta didiknya memberikan hukuman.
2.      Hukuman yang guru berikan sepadan dengan kesalahan yang dilakukan peserta didik.
3.      Hukuman diberikan dengan menyesuaikan kepribadian peserta didik.
v  Hukuman dan pelanggaran sebaiknya harus ada hubungannya, misalnya mengotori kelas maka hukumanya membersihkanya.
v  Hukuman yang diberikan guru hendaknya dapat menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap peserta didik. Ada peserta didik yang cepat menyadari kesalahnyada juga peserta didik yang sulit mengakui kesalahanya, bahkan melempar kesalahan tersebut kepada yang lainya. Ia tidak berani mempertanggungjawabkan perbuatanya. Situasi semacam ini merupakan suatu kesempatan yang harus digunakan oleh guru untuk mengajarkan kepada peserta didik bahwa mereka harus senantiasa berani memikul tanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukanya.
Tentrunya berbeda dengan memberi hukuman, setidaknya ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan hadiah.
*      Untuk memberikan hadiah yang mendidikn guru harus mengenali betul peserta didiknya dan mengerti bagaimana caranya menghargai mereka dengan tepat. Hadia yang diberikan oleh guru kepada peserta didiknya menjadi tidak bermakna jika tidak sesuai dengan yang disenangi peserta didikny.
*      Hadiah yang diberikan kepada peserta didik hendaknya tidak menimbulkan iri hati atau cemburu bagi peserta didik lainya yang merasa perilakunya juga lebih baik darinya, tetapi tidak mendapatkan hadiah.
*      Memberikan hadiah hendaknya hemat. Jika terlalu sering memberikan hadiah akan menjadi kurang bermakna.
*      Jangan memberikan hadiah dengan menjanjikanya terlebih dahulu sebelum peserta didik menunjukkan perilaku baiknya. Hadiah yang telah dijanjikan terlebih dahulu hanya akan membuat peserta didik berprilaku semata-mata hanya untuk mendapatkan hadiah.
*      Guru harus berhati-hati dalam memberikan hadiah. Jangan sampai hadiah yang diberikan guru dianggap bahwa peserta didik sebagai upah.
Memang jika dikomparasikan, hukuman dan hadiah merupakan sesuatu yang berlawanan, tetapi kedeuanya tidak dapat dipisahkan. Jika ada hukuman, sudah tentu ada hadiah. Pada praktinya, untuk membina kedisiplinan peserta didik di dalam kelas, guru harus menggunakan hukuman dan hadiah sebsgai alat lunak (software) pendidikan secara seimbang. Pemberian hukuman yang berlebihan akan membeuat peserta didik ketakutan dan tidak betah dikelas. Kelas pun menjadi neraka baginya. Sementara pemberian hadiah secara berlebihan dapat menjadikan peserta didik bersikap manja.




BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
The Liang Gie mengartikan disiplin sebagai suatu keadaan tertib yang mana ornag-orang yang bergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati. Disiplin menunjukkan pada kepatuhan seseoreang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena di dorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.
SARAN
Sebagai penyusun, saya menyadari banyak hal yang masih kurang. Dan jika dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan atau kekeliruan, mohon kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.









               









DAFTAR PUSTAKA
Novan Ardy Wiyani. 2013. Manajemen Kelas: Teori  dan Aplikasi untuk Mnciptakan Kelas yang Kondusif. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Eka Prihatin.2011. Manajemen Peserta Didik. Band

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penghapusan sarana prasarana pendidikan

Pengertian Penghapusan

Pengertian Pengawasan dan penilaian sarana prasarana pendidikan.